Abstrak


Analisis angkutan sedimen pada ruas sungai bengawan solo (studi kasus: serenan-kajangan) halaman judul sediment transport analysis in river bengawan solo (case study: serenan-kajangan)


Oleh :
Andhi Mustofa - I0108057 - Fak. Teknik

Antropogenik dapat meningkatkan sedimen. Kondisi ini menyebabkan air hujan langsung mengalir ke sungai dengan membawa butiran tanah. Kapasitas sungai semakin berkurang karena adanya pengendapan. Sedimen tersebut akhirnya akan menghambat aliran, sehingga aliran tidak mampu lagi mengangkut sedimen. Sedimen akan mengurangi fungsi infrastruktur keairan yang telah terbangun. Untuk itu diperlukan pemeliharaan infrastruktur dari gangguan pengendapan sebagai bahan analisis dan melakukan tindakan selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria sedimen dan mencari metode pendekatan yang tepat untuk analisis angkutan sedimen pada Bengawan Solo dengan membandingkan hasil observasi lapangan dengan persamaan yang digunakan. Pengambilan sampel sedimen dilakukan bersamaan dengan pengambilan data debit pada titik Serenan, Jurug dan Kajangan. Sampel sedimen dianalisis di laboratorium yang meliputi analisis berat jenis, konsentrasi, serta gradasi butiran. Metode analisis yang digunakan antara lain metode Ackers-White, Engelund-Hansen, Tofalleti, Laursen, Meyer-Peter Muller dan Yang. Hasil penelitian menunjukan bahwa butiran sedimen pada sungai berkisar antara 0,032-0,0625 mm dan termasuk dalam katagori coarse silt. Berat jenis sedimen rata-rata sebesar 2,94. Hasil observasi lapangan, angkutan sedimen pada ruas Serenan, Jurug dan Kajangan berturut turut sebesar 1844,90 ton/hari, 3995,52 ton/hari dan 3558,35 ton/hari pada masing masing debit aktual. Analisis metode perhitungan angkutan sedimen pada semua ruas yaitu dengan metode Meyer-Peter Muller dengan ketelitian untuk Serenan sebesar 74,10% dengan rasio kesesuaian 1,35, untuk Jurug sebesar 68,00% dengan rasio kesesuaian 1,47 dan untuk Kajangan sebesar 67,30% dengan rasio kesesuaian 0,75. Kata kunci: Angkutan Sedimen, Bengawan Solo, Serenan, Jurug dan Kajangan