Abstrak


Perbedaan pengaruh metode latihan antara distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan servis panjang bulutangkis


Oleh :
Erni Sulistyowati - K5608011 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh metode latihan antara distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan pukulan servis panjang bulutangkis pemain putra Persatuan Bulutangkis Purnama Solo. (2) Metode latihan yang lebih baik pengaruhnya antara distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan pukulan servis panjang bulutangkis pemain putra Persatuan Bulutangkis Purnama Solo. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah atlet pemula putra Persatuan Bulutangkis Purnama Solo yang berusia 9 – 13 tahun yang berjumlah 22 atlet, teknik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji –t. Hasil penelitian : Hasil penelitian diperoleh nilai reliabilitas tes awal servis panjang bulutangkis pemain putra PB. Purnama Solo adalah 0,969 dan nilai reliabilitas tes akhir pemain putra PB. Purnama Solo adalah 0,921. Dari uji normalitas diperoleh nilai Lhitung pada tes awal kelompok 1 dan kelompok 2 dan nilai Lhitung pada tes akhir kelompok 1 dan kelompok 2 lebih kecil dari nilai Ltabel dengan taraf signifikansi 5%, sehingga disimpulkan bahwa data tes awal dan tes akhir kelompok 1 dan kelompok 2 berdistribusi normal. Dari uji homogenitas diperoleh nilai Fhitung dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel dengan taraf signifikansi 5%, sehingga disimpulkan bahwa kelompok 1 dan kelompok 2 memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung = 3,104 dan ttabel = 2,228 (thitung > ttabel). Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 1 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai thitung = 3,104 dan ttabel = 2,228 (thitung > ttabel). Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 2 antara tes awal dan tes akhir diperoleh nilai thitung = 2,919 dan ttabel =2,086 (thitung > ttabel). Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai thitung = 2,919 dan ttabel = 2,086 (thitung > ttabel). Berdasarkan hasil perhitungan persentase peningkatan kemampuan servis panjang bulutangkis diketahui bahwa kelompok 1 memilki peningkatan sebesar 76,17% dan kelompok 2 memiliki peningkatan 91,71%. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Ada perbedaan antara metode latihan massed practice dan distributed practice dalam meningkatkan kemampuan servis panjang bulutangkis pemain putra Persatuan Bulutangkis Purnama Solo. (2) Metode latihan massed practice lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan distributed practice terhadap peningkatan kemampuan servis panjang bulu tangkis pemain putra Persatuan Bulutangkis Purnama Solo, dimana metode massed practice memiliki nilai persentasi peningkatan hasil belajar ketepatan servis panjang bulu tangkis 91,71%, sedangkan distributed practice memiliki peningkatan hasil belajar ketepatan servis panjang bulutangkis sebesar 76,17%. Kata kunci : Kemampuan servis panjang bulutangkis, metode massed practice, metode distributed practice.