Abstrak


Analisis pengendalian kualitas benih melon (cucumis melo l) di cv. Multi global agrindo (mga) kabupaten Karanganyar


Oleh :
Gita Agustining Esty - H0809049 - Fak. Pertanian

CV. MGA merupakan perusahaan yang memproduksi benih hortikultura. Salah satu benih yang diproduksi di CV. MGA yaitu benih melon. CV. MGA dalam memproduksi benih melon ternyata masih ada kerusakan benih melon yang terjadi sehingga diperlukan adanya pengendalian kualitas yang diterapkan oleh CV. MGA dan mencari penyebab timbulnya kerusakan produk tersebut serta mencari solusi perbaikan dengan menggunakan alat bantu statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis kerusakan yang terjadi pada benih melon, mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan CV. MGA dalam melaksanakan pengendalian kualitas benih melon, mengetahui pelaksanaan pengendalian kualitas benih melon di CV. MGA, mengetahui penerapan alat bantu statistik dalam mengendalikan kualitas benih melon di CV. MGA. Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan CV. MGA mampu memproduksi benih melon setiap tahun secara kontinyu dan di CV. MGA masih mengalami masalah pengendalian kualitas benih melon. Penentuan responden pada penelitian ini dilakukan secara purposive. Metode analisis data yang digunakan yaitu menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan statistical quality control dengan alat bantu check sheet, peta kendali p, diagram pareto dan diagram sebab akibat. Hasil analisis wawancara mendalam diketahui faktor penyebab kerusakan benih melon yaitu faktor manusia, peralatan, bahan baku, lingkungan, dan metode kerja dan penerapan pengendalian kualitas yang dilakukan CV. MGA yaitu pengendalian bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Berdasarkan alat bantu check sheet diketahui jenis-jenis kerusakan benih melon yaitu gabuk, kecil, dan kikik. Penggunaan peta kendali p diketahui bahwa benih melon varietas LADIKA dan MAI 116 berada di luar batas kendali dan MAI 119 berada di dalam batas kendali yang ditetapkan yaitu batas kendali atas 0,325 dan batas kendali bawah sebesar 0,323. Berdasarkan diagram pareto diketahui bahwa 92,13% kerusakan yang terjadi adalah produk rusak jenis gabuk, jenis kikik sebesar 5,15% dan jenis kecil sebesar 2,72%. Penggunaan diagram sebab akibat dilihat dari subfaktor kemunculan penyebab yang ditimbulkan diketahui bahwa faktor dominan penyebab gabuk adalah faktor manusia selanjutnya faktor lingkungan dan faktor peralatan.