400 m dpl. Kelembaban udara relatif tertinggi terdapat di pekarangan pada ketinggian > 400 m dpl. INP tertinggi pada ketinggian < 300 m dpl yaitu mangga (48,32), pada ketinggian 300-400 m dpl dan > 400 m dpl adalah kelapa (45,01) dan (46,65). Keanekaragaman jenis di pekarangan pada semua ketinggian memiliki tingkat sedang melimpah. Kemerataan jenis pada semua ke-tinggian berada pada tingkat tinggi. Dan pekarangan pada ketinggian antara 300-400 m dpl dan > 400 m dpl memiliki kesamaan yang lebih tinggi. Rasio produktivitas pekarangan tertinggi terdapat di pekarangan pada ketinggian > 400 m dpl. Output per 100 m2 tertinggi dihasilkan pada pekarangan di ketinggian 300-400 m dpl dan output terendah dihasilkan pada pekarangan di ketinggian 400 m dpl dan input terendah diperoleh pada pekarangan di ketinggian 300-400 m dpl." /> Abstrak | Potensi keanekaragaman pohon di pekarangan pada beberapa ketinggian tempat di Kabupaten Karanganyar 400 m dpl. Kelembaban udara relatif tertinggi terdapat di pekarangan pada ketinggian > 400 m dpl. INP tertinggi pada ketinggian < 300 m dpl yaitu mangga (48,32), pada ketinggian 300-400 m dpl dan > 400 m dpl adalah kelapa (45,01) dan (46,65). Keanekaragaman jenis di pekarangan pada semua ketinggian memiliki tingkat sedang melimpah. Kemerataan jenis pada semua ke-tinggian berada pada tingkat tinggi. Dan pekarangan pada ketinggian antara 300-400 m dpl dan > 400 m dpl memiliki kesamaan yang lebih tinggi. Rasio produktivitas pekarangan tertinggi terdapat di pekarangan pada ketinggian > 400 m dpl. Output per 100 m2 tertinggi dihasilkan pada pekarangan di ketinggian 300-400 m dpl dan output terendah dihasilkan pada pekarangan di ketinggian 400 m dpl dan input terendah diperoleh pada pekarangan di ketinggian 300-400 m dpl." />

Abstrak


Potensi keanekaragaman pohon di pekarangan pada beberapa ketinggian tempat di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Ratna Setyaningsih Elmi Sujono - H0708038 - Fak. Pertanian

Pemanfaatan pekarangan Di Kabupaten Karanganyar dengan tanaman pohon produktif bukan merupakan hal asing. Pemanfaatan ini memunculkan agrobiodiversitas yang berbeda pada suatu ketinggian tempat. Namun, informasi mengenai hal tersebut belum memadai, sehingga perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman tanaman pohon di pekarangan yang mengacu pada kondisi agroekosistem setempat dan membandingkan produktivitas pohon di pekarangan pada ketinggian tempat berbeda. Penelitian menggunakan metode survei. Unit sampel diambil di sepanjang aliran sungai Samin pada tiga tingkat ketinggian tempat, yaitu < 300 m dpl, 300-400 m dpl, dan > 400 m dpl dengan letak koordinat sampel pada tiap-tiap ketinggian berturut-turut antara 7°37'09,2"7°38'12,3”LS dan 110°58'33,6" 110°59'37,3"BT; 7°37’50,99”7°38’58,81”LS dan 111°01’04,55”111°01’58,65” BT; dan 7°39’07,4”7°40’14,8”LS dan 111°03’27,9” 111°04’46,5”BT. Pengamatan meliputi kondisi mikroklimat, tingkat kesuburan tanah, inventarisasi pohon, dan habitus pohon (tinggi pohon, tinggi kanopi, luas kanopi, dan diameter batang). Analisis data menggunakan analisis vegetasi, indeks kelimpahan jenis menggunakan Margalef Index (DMg), indeks keanekaragaman jenis menggunakan Shannon-Wiener Index (H’), indeks kemerataan jenis menggunakan Pielou Index (E), indeks asosiasi dan indeks kesamaan komunitas menggunakan Sorenson’s Index of Similarity (Cs), dan analisis produktivitas menggunakan model David J. Sumanth. Jenis tanah pada semua ketinggian tempat adalah mediteran cokelat dengan tingkat kesuburan tanah yang rendah. Tipe iklim di ketiga ketinggian adalah C (agak basah). Suhu udara di ketinggian < 300 m dpl lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara pada ketinggian 300-400 m dpl dan > 400 m dpl. Kelembaban udara relatif tertinggi terdapat di pekarangan pada ketinggian > 400 m dpl. INP tertinggi pada ketinggian < 300 m dpl yaitu mangga (48,32), pada ketinggian 300-400 m dpl dan > 400 m dpl adalah kelapa (45,01) dan (46,65). Keanekaragaman jenis di pekarangan pada semua ketinggian memiliki tingkat sedang melimpah. Kemerataan jenis pada semua ke-tinggian berada pada tingkat tinggi. Dan pekarangan pada ketinggian antara 300-400 m dpl dan > 400 m dpl memiliki kesamaan yang lebih tinggi. Rasio produktivitas pekarangan tertinggi terdapat di pekarangan pada ketinggian > 400 m dpl. Output per 100 m2 tertinggi dihasilkan pada pekarangan di ketinggian 300-400 m dpl dan output terendah dihasilkan pada pekarangan di ketinggian <300 m dpl. Input tertinggi diperoleh pada pekarangan di ketinggian > 400 m dpl dan input terendah diperoleh pada pekarangan di ketinggian 300-400 m dpl.