Abstrak
Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Sejarah Yang Konstruktivistik Studi Kasus Pada Siswa Kelas Xi Ilmu Sosial 1 Sma Regina Pacis Surakarta
Oleh :
Hendra Kurniawan - S861108005 - Sekolah Pascasarjana
Pembelajaran sejarah yang bersifat behavioristik dan cenderung
menempatkan peserta didik sebagai individu yang menerima pembelajaran secara
pasif perlu diubah menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan konstruktivistik.
Pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi, seperti media audio
visual sangat diperlukan agar pembelajaran menjadi lebih menarik. SMA Regina
Pacis Surakarta telah melaksanakan pembelajaran sejarah yang konstruktivistik
dengan memanfaatkan media audio visual. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan kendala dalam pembelajaran
sejarah yang konstruktivistik dengan memanfaatkan media audio visual di SMA
Regina Pacis Surakarta.
Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yang menekankan
proses dan makna dari kegiatan maupun informasi tentang keadaan yang sedang
berlangsung. Data penelitian dikumpulkan melalui pengamatan (observasi),
analisis dokumen, dan wawancara dengan guru maupun siswa kelas XI Ilmu
Sosial 1 SMA Regina Pacis Surakarta. Pengujian data dilakukan melalui
trianggulasi data, trianggulasi metode, trianggulasi peneliti, dan trianggulasi
teoretis. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persiapan pembelajaran
sejarah yang konstruktivistik dengan memanfaatkan media audio visual di SMA
Regina Pacis Surakarta pada kompetensi dasar menganalisis proses interaksi
antara tradisi lokal, Hindu-Budha, dan Islam di Indonesia dimulai dari
penyusunan perangkat pembelajaran, khususnya silabus dan RPP, dilengkapi
dengan modul, lembar kerja, soal tes kognitif, dan skala sikap afektif. (2)
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan penugasan terstruktur membuat media
audio visual mengenai wujud akulturasi budaya. Pertemuan tatap muka dimulai
dengan menyaksikan media audio visual yang telah dibuat oleh siswa tersebut,
diskusi, mengerjakan lembar kerja, dan menulis komitmen pribadi. (3) Hasil
evaluasi pada aspek kognitif mencapai rata-rata 82,80 dengan 97,22 % siswa
mencapai batas tuntas, namun hasil yang lebih signifikan terlihat pada aspek
afektif yaitu penghargaan terhadap nilai-nilai multikultural (rata-rata 83,33)
dengan sebanyak 56 % siswa berkategori sangat tinggi dan sebanyak 44 % siswa
berkategori tinggi. (4) Kendala yang dialami yaitu soal pembagian waktu yang
belum baik, bahan diskusi yang terlalu banyak, situasi kelas yang kurang
kondusif, dan kurangnya penegasan dari guru pada tahap konfirmasi.