Abstrak
Analisis daya dukung lahan daerah aliran sungai (DAS) Cebongan kabupaten Wonogiri tahun 2011
Oleh :
Dewi Suci Gerhanawati - K5408025 - Fak. KIP
Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui produktivitas pertanian di DAS
Cebongan Tahun 2011 (2) Mengetahui ketersediaan lahan di DAS Cebongan Tahun
2011(3) Mengetahui tingkat kebutuhan lahan di DAS Cebongan Tahun 2011(4)
Mengetahui daya dukung lahan di DAS Cebongan Tahun 2011 (5) Mengetahui
kesesuaian antara daya dukung lahan terhadap RTRW Kabupaten Wonogiri Tahun
2011.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi spasial. Populasi pada
penelitian ini adalah produksi pertanian dan seluruh unit satuan lahan di DAS
Cebongan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling
yaitu berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan
mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri yang ada dalam populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, analisis dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah perbandingan ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan. Teknik
analisis yang digunakan untuk mengetahui kesesuaian daya dukung lahan dengan
RTRW Kabupaten Wonogiri adalah overlay.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Produktivitas
pertanian DAS Cebongan Tahun 2011 sebagai berikut (a) Tingkat produktivitas
padi tinggi sejumlah delapan desa. Tingkat produktivitas padi rendah sejumlah satu
desa (b) Tingkat produktivitas jagung tinggi sejumlah delapan desa. Tingkat
produktivitas jagung rendah sejumlah satu desa (c) Tingkat produktivitas ketela
pohon tinggi sejumlah satu desa. Tingkat produktivitas ketela pohon rendah
sejumlah delapan desa (d) Tingkat produktivitas kacang tanah tinggi sejumlah tiga
desa.Tingkat produktivitas kacang tanah rendah sejumlah enam desa. (2)
Ketersediaan lahan DAS Cebongan T ahun 2011 sebesar 18.222,1 Ha. Desa yang
memiliki ketersediaan lahan terbesar adalah Desa Sambirejo yaitu 8.950,24 Ha,
dan ketersediaan lahan terkecil adalah Desa Slogoretno yaitu sebesar 0,33
Ha.(3)Kebutuhan lahan DAS Cebongan T ahun 2011 adalah 8.979,05 Ha. Desa yang
memiliki kebutuhan lahan terbesar adalah Desa Tanggulangin sebesar 1.942,76 Ha,
dan kebutuhan lahan terkecil Desa Slogoretno sebesar 203,70 Ha.(4) Status daya
dukung lahan surplus terdapat di Desa Sambirejo,Desa Sidorejo. Status daya
dukung lahan defisit terdapat di Desa Slogoretno,Desa Jatipurwo,Desa
Tawangrejo,Desa Gunungsari, Desa Gondangsari,Kelurahan Tanjungsari, ,Desa
Tanggulangin.(5) Daya dukung lahan yang sesuai dengan RTRW adalah Desa
Gondangsari,Desa Sambirejo,Desa Sidorejo,Desa Tanggulangin,dan Kelurahan
Tanjungsari, Desa Gunungsari, Desa Jatipurwo. Daya dukung lahan yang tidak
sesuai dengan RTRW adalah Desa Slogoretno, dan Desa Tawangrejo
The purpose of research are: (1) to know the agricultural productivity in
Cebongan DAS in 2011, (2) to know land supply in Cebongan DAS in 2011, (3) to
know the land demand level in Cebongan DAS in 2011, (4) to know the land
carrying capacity in Cebongan DAS in 2011, and (5) to know the compatibility of
land carrying capacity with RTRW of Wonogiri Regency.
The research method used was spatial description. The population of
research was agricultural production and all land units in Cebongan DAS. The
sampling technique used was purposive sampling one based on certain
characteristics presumably having close relationship to the existing characteristics
of population that have been known previously. Technique of collecting data used
was interview, documentation analysis and observation. Technique of analyzing
data used comparing the land supply and land demand. Technique of analyzing used
to analized consistent land carrying capacity with RTRW of Wonogiri Regency is
overlay .
Based on the result of research, it could be concluded that (1) Agricultural
productivity in Cebongan watershed in 2011 included: (a) High rice productivity
occurred in eight villages .L ow rice productivity occurred in one village; (b) High
corn productivity occurred in eight villages. Low corn productivity occurred in one
village; (c) High cassava productivity occurred in one village. Low cassava
productivity occurred in eight villages; (d) High coconut productivity occured in
three villages. Low coconut productivity occurred in six villages. (2) Land supply
Cebongan watershed in 2011 occurred in 18.222,1 Ha. The village with highest
availability was Sambirejo of 8.950,24 Ha, and the one with lowest availability was
Slogoretno of 0,33 Ha. (3) Land demand Cebongan watershed in 2011 occurred in
8.979,05 Ha. The village with the highest land requirement was Tanggulangin of
1.942,76 Ha, and the one with the lowest land requirement was Slogoretno of
203,70 Ha. (4) Status of surplus land carrying capacity occurred in Sambirejo,
Sidorejo Villages. Status of deficit land carrying capacity occurred in Slogoretno,
Jatipurwo, Tawangrejo, and Gunungsari, Gondangsari, Tanjungsari, and
Tanggulangin Villages. (5) The land carrying capacity consistent with RTRW
occurred in Gondangsari, Sambirejo, Sidorejo, Tanggulangin, Tanjungsari,
Gunungsari, Jatipurwo Villages. The one inconsistent with the RTRW occurred in
Slogoretno and Tawangrejo Villages