Abstrak


Pemakaian Bahasa Jawa Dalam Adegan Gara-Gara Wayang Orang Sriwedari Di Kota Surakarta (Suatu Analisis Sosiolinguistik)


Oleh :
Wyakta purwadi.w - C0106059 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah wujud alih kode, campur kode, tingkat tutur dalam adegan gara-gara wayang orang Sriwedari di Kota Surakarta? (2) Bagaimanakah pesan humoris yang disampaikan dalam adegan gara-gara wayang orang Sriwedari di Kota Surakarta? (3) Faktor-faktor apa sajakah yang melatarbelakangi pemakaian bahasa Jawa dalam adegan gara-gara wayang orang Sriwedari di Kota Surakarta? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan wujud alih kode, campur kode, dan tingkat tutur dalam adegan gara-gara wayang orang Sriwedari di Kota Surakarta. (2) Mendeskripsikan pesan humoris yang disampaikan dalam adegan gara-gara wayang orang Sriwedari di Kota Surakarta. (3) Mendeskripsikan faktor-faktor yang melatarbelakangi pemakaian bahasa Jawa dalam adegan gara-gara wayang orang Sriwedari di Kota Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi penelitian mencakup semua tuturan yang dipakai oleh pemain wayang orang di Gedung Wayang Orang Sriwedari di Kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sumber data berasal dari ketiga lakon pementasan yaitu lakon Bambang Sekethi, 1 Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah dengan NIM C0106059 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing II tanggal 19 Februari 2010, Sirnaning Angkara, tanggal 5 Juni 2010, dan Sumitra Rabi, tanggal 8 Juni. Data penelitian ini berupa tuturan bahasa Jawa yang digunakan dalam adegan gara-gara wayang orang Sriwedari. Pengumpulan data dengan metode simak. Teknik dasar yang dipakai, yaitu teknik sadap. Adapun teknik lanjutannya, yaitu teknik simak bebas libat cakap (SBLC), teknik rekam, dan teknik catat. Analisis data menggunakan metode distribusional dan metode padan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Wujud alih kode yang ditemukan ada 2 variasi, yaitu alih kode dari bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia dan alih kode dari bahasa Jawa Ngoko ke dalam bahasa Jawa Krama. Wujud campur kode yang ditemukan ada 3 variasi, yaitu campur kode kata, campur kode perulangan kata, dan campur kode ungkapan atau idiom. Wujud tingkat tutur yang ditemukan menggunakan Ngoko, Madya, dan Krama. Secara umum dalam tuturan adegan gara-gara wayang orang Sriwedari menggunakan tingkat tutur Ngoko, meskipun ada juga peralihan kode ke dalam bahasa lainnya. (2) Pesan humoris yang disampaikan adalah, Pertama dalam lakon Bambang Sekethi menyampaikan pesan budaya. Kedua, dalam lakon Sirnaning Angkara menyampaikan pesan moral. Ketiga, dalam lakon Sumitra Rabi menyampaikan pesan pendidikan dalam keluarga. (3) Faktor-faktor yang melatarbelakanginya, ditemukan 8 komponen tutur, yaitu (a) Setting and Scene, di hutan setelah perang gagal, (b) Participant, keempat tokoh punakawan, (c) Ends, memberikan nasehat, (d) Act Sequence, berupa dialog dengan membahas suatu permasalahan, (e) Key, dengan nada tinggi, karena berdebat,(f) Instrumentalitas, berupa bahasa lisan berbentuk dialog, (g) Norm, norma perilaku percakapan saling bergantian, dan (h) Genres, berbentuk dialog dengan bahasa campuran.