Abstrak
Proses Berpikir Kreatif Siswa Smp Dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Siswa
Oleh :
Hidayatulloh - S851108027 - Sekolah Pascasarjana
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) proses berpikir kreatif siswa dengan tipe kepribadian rational dalam pemecahan masalah matematika, (2) proses berpikir kreatif siswa dengan tipe kepribadian idealist dalam pemecahan masalah matematika, (3) proses berpikir kreatif siswa dengan tipe kepribadian guardian dalam pemecahan masalah matematika, dan (4) proses berpikir kreatif siswa dengan tipe kepribadian artisan dalam pemecahan masalah matematika. Proses berpikir dalam penelitian ini menggunakan tingkatan-tingkatan yakni tingkat 0 (tidak kreatif), tingkat 1 (kurang kreatif), tingkat 2 (cukup kreatif), tingkat 3 (kreatif), dan tingkat 4 (sangat kreatif).
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jenar Kabupaten Sragen, yang terdiri dari 1 orang siswa dengan tipe kepribadian rational, 1 orang siswa dengan tipe kepribadian idealist, 1 orang siswa dengan tipe kepribadian guardian, dan 1 orang siswa dengan tipe kepribadian artisan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik angket, tes dan wawancara pada materi bangun datar. Teknik keabsahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi waktu dan menggunakan kecukupan referensi. Teknik analisis data yang digunakan adalah konsep Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) siswa bertipe kepribadian rational memiliki proses berpikir kreatif tingkat 1 (kurang kreatif). Hal ini ditunjukkan dengan (a) siswa mampu menunjukkan kefasihan dalam proses berpikirnya dimana siswa mampu menunjukkan kemampuannya dengan menjawab sejumlah jawaban, bekerja dengan cepat, serta dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu situasi, (b) siswa belum mampu menunjukkan fleksibilitas dalam proses berpikirnya, dimana siswa belum dapat menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda, serta ketika diberi suatu maslah belum dapat memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda, (c) siswa belum mampu menunjukkan kebaruan dalam proses berpikirnya dimana siswa belum mampu membuat masalah-masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, serta tidak berusaha memikirikan cara-cara yang baru, serta memiliki cara berpikir lain dari pada yang lain. (2) Siswa bertipe kepribadian Idealist memiliki proses berpikir kreatif tingkat 3 (kreatif). Hal ini ditunjukkan dengan (a) siswa mampu menunjukkan kefasihan dalam proses berpikirnya dimana siswa mampu menunjukkan kemampuannya dengan menjawab sejumlah jawaban, bekerja dengan cepat serta dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu situasi, (b) siswa mampu menunjukkan fleksibilitas dalam proses berpikirnya dimana siswa dapat menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda, serta ketika diberi suatu masalah dapat memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda, (c) siswa belum mampu menunjukkan kebaruan dalam proses berpikirnya dimana siswa belum mampu membuat masalah-masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, serta tidak berusaha memikirikan cara-cara yang baru, serta memiliki cara berpikir lain dari pada yang lain. (3) Siswa bertipe kepribadian guardian memiliki proses berpikir kreatif tingkat 3 (kreatif). Hal ini ditunjukkan dengan (a) siswa mampu menunjukkan kefasihan dalam proses berpikirnya, dimana siswa mampu menunjukkan kemampuannya dengan menjawab sejumlah jawaban, bekerja dengan cepat serta dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu situasi, (b) siswa belum mampu menunjukkan fleksibilitas dalam proses berpikirnya, dimana siswa belum dapat menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda, serta ketika diberi suatu maslah belum dapat memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda, (c) siswa mampu menunjukkan kebaruan dalam proses berpikirnya, dimana siswa mampu membuat masalah-masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, serta berusaha memikirikan cara-cara yang baru, dan memiliki cara berpikir lain dari pada yang lain. (4) Siswa bertipe kepribadian artisan memiliki proses berpikir kreatif tingkat 0 (tidak kreatif). Hal ini ditunjukkan dengan (a) siswa belum mampu menunjukkan kefasihan dalam proses berpikirnya, dimana siswa belum mampu menunjukkan kemampuannya dengan menjawab sejumlah jawaban, serta tidak dapat menunjukkan cara bekerjanya dengan cepat serta tidak dapat dengan melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu situasi, (b) siswa belum mampu menunjukkan fleksibilitas dalam proses berpikirnya, dimana siswa belum dapat menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda, serta ketika diberi suatu maslah belum dapat memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda, (c) siswa belum mampu menunjukkan kebaruan dalam proses berpikirnya, dimana siswa belum mampu membuat masalah-masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, serta tidak berusaha memikirikan cara-cara yang baru, serta memiliki cara berpikir lain dari pada yang lain.
Kata Kunci: Proses Berpikir Kreatif, Pemecahan Masalah Matematika, Tipe Kepribadian.