Abstrak
Penerapan Strategi Think-Talk-Write (Ttw) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Penelitian Dilakukan Di Kelas Vii G Smp Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh :
Augistri Putri Pradani - K1309102 - Fak. KIP
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan strategi TTW dapat meningkatkan semua aspek kemampuan komunikasi matematis siswa, mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan strategi TTW yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Purworejo dan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan strategi TTW.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kemampuan komunikasi matematis siswa yang menyangkut 4 aspek, yaitu kemampuan gramatikal, sosiolinguistik, strategis dan diskusi. Untuk data kemampuan gramatikal, sosiolinguistik dan strategis diperoleh dari hasil tes akhir siklus, sedangkan untuk kemampuan diskusi diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran dan diskusi setelah tes akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah setidaknya 30% siswa telah mencapai level 3 untuk setiap aspek kemampuan komunikasi matematis yang diungkapkan oleh Olivares, dengan pelevelan berpedoman pada rubrik skoring kemampuan komunikasi matematis yang diungkapkan oleh Asikin (2003).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa langkah pembelajaran dengan strategi TTW yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis adalah: 1) Kegiatan awal, yaitu: a) Guru mengkondisikan siswa siap belajar dan memberikan motivasi kepada siswa. b) Guru mengingatkan kembali kepada siswa materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 2) Kegiatan inti: a) Think, yang meliputi: (1) Guru menyampaikan materi sebagai bekal siswa untuk menyelesaikan permasalahan pada LKS. (2) Guru membagikan LKS dan catatan kecil kepada masing-masing siswa. (3) Guru meminta semua siswa membaca LKS dan memikirkan solusinya kemudian menuliskan ide pemecahan masalah tersebut dalam catatan kecil. b) Talk yang meliputi: (1) Guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa (Pembagian kelompok dilakukan sebelum pembelajaran dimulai). (2) Guru meminta siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk membahas ide yang sudah ditulis pada catatan kecil. c) Write yang meliputi: Guru meminta agar setiap siswa menuliskan solusi dari permasalahan di LKS berdasarkan hasil diskusi. d) Guru meminta perwakilan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. e) Guru mengklarifikasi hasil diskusi yang telah dipresentasikan dan memastikan semua siswa memahaminya. f) Guru meminta semua siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan. Penutup, yaitu: a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran yang didapat pada hari itu. b) Guru memberikan kuis individu kepada siswa. c) Guru membahas kuis dan memberikan koreksi tentang kekurangan siswa dalam penulisan simbol-simbol matematika. d) Guru menginformasikan kepada siswa materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk membaca dan menyiapkan pertanyaan untuk dibahas dipertemuan selanjutnya. Berdasarkan pembelajaran tersebut, kemampuan komunikasi matematis siswa pada aspek kemampuan gramatikal meningkat sebesar 29,17%. Untuk kemampuan sosiolinguistik, meningkat sebesar 37,5%. Pada aspek kemampuan strategis, meningkat sebesar 33,33%, sedangkan pada kemampuan diskusi meningkat sebesar 25%.