Abstrak
Pelaksanaan Pembelajaran Sorogan di Pondok Pesantren Jam’iyyatul Quro’ Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah Sukorejo, Sempu, Andong, Boyolali
Oleh :
Endang Yuliyanti - K4409020 - Fak. KIP
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam’iyyatul Quro’ Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah,(2) Sistem evaluasi yang dikembangkan kyai terhadap santri dalam pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam’iyyatul Quro’ Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah, (3) Kendala dan solusi santri dalam mengatasi permasalahan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam’iyyatul Quro’ Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan studi kasus terpancang tunggal. Sampel yang digunakan bersifat purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Untuk mencari validitas data digunakan teknik trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam’iyyatul Quro’ Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah dilaksanakan setiap hari kecuali hari Selasa (untuk sorogan tafsir), hari Jum’at (hari libur bagi seluruh kegiatan dalam pondok pesantren) dan hari libur keagamaan Islam lainnya pada pukul 06.30-07.00, (2) Sistem evaluasi yang dikembangkan kyai/ustadz terhadap santri dalam pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam’iyyatul Quro’ Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah dilihat dari empat aspek yang meliputi nahwu dan shorof, mampu menunjukkan kedudukan kata dengan menggunakan ucapan simbolik tertentu melalui pola terjemahan kata perkata disertai pelafalan simbol atau tanda oleh santri, ketepatan pemahaman makna dan makhroj (ketepatan pengucapan), (3) Kendala dan solusi dantri dalam pelaksanaan pembelajaran sorogan di pondok pesantren Jam’iyyatul Quro’ Al-Futuhiyyah As-Salafiyyah terdiri dari beberapa hal yaitu sebagai berikut: rasa malas diatasi dengan memotivasi diri sendiri, mengantuk diatasi dengan berwudhu atau mandi, kesulitan pemahaman makna diatasi dengan berdiskusi dengan santri lain, keterbatasan jumlah kyai diatasi dengan pembenahan sistem, keterbatasan waktu, tidak akan ada penambahan jam pembelajaran sorogan yang ada mengingat sudah padatnya jadwal kegiatan di pondok pesantren.