Abstrak


Studi komparasi perkembangan sektor basis ekonomi Kabupaten Boyolali periode sebelum dan sesudah krisis ekonomi


Oleh :
Ragil Tri Widyastuti - F0102053 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 membawa dampak negatif, bukan hanya terhadap kondisi perekonomian, namun juga merambat pada seluruh aspek kehidupan masyarakat. Upaya yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dalam bidang perencanaan pembangunan dan Otonomi Daerah dalam rangka perbaikan perekonomian nasional dan daerah pasca krisis ekonomi. Pelaksanaan Otonomi daerah mengisyaratkan adanya pelimpahan wewenang yang semakin besar dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, sehingga setiap daerah dituntut untuk lebih mandiri dalam pelaksanaan pembangunan di daerahnya. Dalam hal ini, pemerintah daerah harus mampu mengidentifikasi potensi ekonomi yang terdapat di daerahnya untuk dikembangkan dan dioptimalkan, sehingga dapat diwujudkan menjadi sektor andalan/unggulan yang kompetitif guna menopang kegiatan ekonomi daerah. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kinerja pembangunan ekonomi di Kabupaten Boyolali yang diindikasikan dengan perkembangan sektor basis ekonomi dan pergeseran struktur ekonomi, antara periode sebelum krisis ekonomi dan periode sesudah krisis ekonomi. Penelitian ini merupakan deskriptif analisis atas data sekunder dengan runtut waktu (time series) yang telah dikumpulkan dan disusun oleh instansi tertentu, meliputi data Penyerapan Tenaga Kerja menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Boyolali dan Propinsi Jawa Tengah tahun 1996-2004 dan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Boyolali dan Propinsi Jawa Tengah tahun 1994-2004. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Location Quotient dan metode Shift Share. Berdasarkan hasil analisis pada data Penyerapan Tenaga Kerja ditemukan bahwa perbedaan yang signifikan antara masa sebelum dan sesudah krisis hanya terjadi pada komponen pertumbuhan regional. Alokasi tenaga kerja yang dominan di Kabupaten Boyolali pada periode sebelum krisis terdapat pada: sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor jasa-jasa; sedangkan pada periode sesudah krisis adalah: sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan. Laju pertumbuhan tinggi pada periode sebelum krisis terdapat pada sektor jasa-jasa serta sektor listrik, gas dan air bersih; sedangkan pada periode sesudah krisis terdapat pada: sektor bangunan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor angkutan dan komunikasi. Analisis LQ menunjukkan bahwa sektor basis di Kabupaten Boyolali terdapat pada sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian. Hasil analisis Shift Share menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja sebagai pengaruh dari pertumbuhan regional dari sebesar minus 993 orang pada periode sebelum krisis ekonomi menjadi sebesar 11.776 orang pada periode sesudah krisis ekonomi. Sektor yang mempunyai daya tumbuh lebih cepat yaitu sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor yang mempunyai daya saing lebih tinggi yaitu sektor jasa-jasa. Berdasarkan hasil analisis pada data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah krisis ekonomi dalam komponen pertumbuhan regional dan komponen keunggulan kompetitif. Sektor yang memberikan sumbangan dominan di Kabupaten Boyolali pada periode sebelum maupun sesudah krisis yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan. Laju pertumbuhan pesat pada periode sebelum krisis adalah: sektor angkutan dan komunikasi, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, serta sektor pertambangan dan penggalian; sedangkan pada periode sesudah krisis adalah: sektor listrik, gas dan air bersih, sektor jasa-jasa, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor basis di Kabupaten Boyolali. Hasil analisis shift share menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dampak perubahan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sebagai pengaruh dari pertumbuhan regional dari sebesar Rp.155,616 Milyar pada periode sebelum krisis ekonomi menjadi Rp. 190,016 Milyar pada periode sesudah krisis ekonomi. Sektor -sektor yang mempunyai daya tumbuh lebih cepat yaitu sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor angkutan dan komunikasi. Sedangkan sektor yang mempunyai daya saing lebih tinggi yaitu sektor pertanian, sektor bangunan, serta sektor jasa-jasa. Saran yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: Pertama, pemerintah daerah perlu mengembangkan kebijakan-kebijakan dalam mempertahankan sektor basis, tanpa mengabaikan perkembangan sektor non basis. Kedua, pemerintah daerah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif dan partisipatif dalam rangka menarik investor. Ketiga, perlunya menggali potensi sektor-sektor yang diharapkan dapat dijadikan sebagai sektor andalan/unggulan, sehingga dimungkinkan perekonomian di Kabupaten Boyolali tidak hanya tergantung pada satu sektor saja. Keempat, perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dalam hal pendidikan, keterampilan, dan keimanannya. Kata Kunci: Kontribusi Sektoral, Pertumbuhan Sektoral, Sektor Basis, Daya Tumbuh Sektoral, Daya Saing Sektoral, Location Quotient, dan Shift Share.