;

Abstrak


Eksperimentasi Pembelajaran Realistic Mathematics Education (Rme) Dengan Problem Solving Dan Realistic Mathematics Education (Rme) Dengan Problem Posing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Kelas Viii Smp Negeri Di Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013


Oleh :
Satrio Wicaksono Sudarman - S85110806 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) manakah di antara model pembelajaran yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, pendekatan RME dengan problem solving, RME dengan problem posing atau konvensional. (2) manakah di antara kategori kreativitas siswa, yang mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan kreativitas tinggi, sedang atau rendah. (3) pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang memberikan prestasi lebih baik pada masing-masing tingkat kreativitas (4) pada masing-masing tingkat kreativitas, manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran RME dengan problem solving, RME dengan problem posing atau pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan desain . Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri Se-Kota Surakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 269 siswa, dengan rincian 89 siswa pada kelas eksperimen satu, 90 siswa pada kelas eksperimen dua, dan 90 pada kelas kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes prestasi belajar matematika dan angket kreativitas. Uji coba instrumen tes meliputi validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Uji coba instrumen angket kreativitas meliputi validitas isi, konsistensi internal, dan reliabilitas. Uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas variansi populasi menggunakan metode Bartlett. Dengan , diperoleh simpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Uji keseimbangan terhadap data kemampuan awal matematika menggunakan analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama diperoleh simpulan bahwa ketiga kelas memiliki kemampuan awal matematika yang seimbang. Pengujian hipotesis menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Hasil penelitian menunjukkan: (1) model pembelajaran RME dengan problem solving menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran RME dengan problem posing dan konvensional. Model pembelajaran RME dengan problem posing mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pembelajaran konvensional, (2) siswa dengan kategori kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan kategori kreativitas sedang dan rendah. Kategori kreativitas sedang memiliki prestasi belajar lebih baik dibandingkan kategori kreativitas rendah, (3) siswa yang dikenai model pembelajaran RME dengan problem solving, kategori kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan kategori kreativitas sedang dan rendah dan siswa yang mempunyai kategori kreativitas sedang, prestasi belajar matematika sama baiknya dengan kategori kreativitas rendah. Siswa yang dikenai model pembelajaran RME dengan problem posing dan konvensional, prestasi belajar matematika sama baiknya untuk masing-masing kategori kreativitas, (4) siswa dengan kategori kreativitas tinggi, model pembelajaran RME dengan problem solving lebih baik dari model pembelajaran RME dengan problem posing dan model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran RME dengan problem posing menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan model pembelajaran konvensional. Siswa yang mempunyai kreativitas sedang dan rendah, prestasi belajar matematika sama baiknya pada masing-masing model pembelajaran.