Abstrak
Peranan Jawara Dalam Pemenangan Pemilu Partai Golkar Di Eks-Karesidenan Banten Pada Tahun 1971-1999
Oleh :
Deni Purwanto - C0508024 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana dinamika geografis
dan budaya masyarakat di Karesidenan Banten tahun 1971-1999? (2) Bagaimana peta politik
Golkar di Karesidenan Banten tahun 1971-1999? (3) Bagimana peranan jawara dalam
pemenangan pemilu Golkar di Karesidenan Banten tahun 1971-1999.
Penelitian ini merupakan penelitian histori. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah studi dokumen, studi pustaka dan wawancara. Dari pengumpulan data, kemudian
dianalisa dan diinterpretasikan berdasarkan kronologinya.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa Jawara Banten mempunyai peranan
dalam pemenangan Golkar dalam Pemilihan Umum Tahun 1971-1999. Hal tersebut terlihat
dalam perolehan suara yang membuktikan bahwa hampir di setiap wilayah Eks-Karesidenan
Banten perolehan suara Golkar selalu mendominasi.
Pada tahun 1971-1999, Banten merupakan daerah Eks-Karesidenan dari wilayah Provinsi
Jawa Barat yang terdiri dari Kabupaten Serang, Pandeglang, Tangerang dan Kotamadya
Tamgerang serta Kotamadya Cilegon. Kehidupan masyarakat Banten sebagian besar bekerja
sebagai petani dan juga buruh pabrik. Masyarakat Banten sebagian besar memeluk agama Islam.
Hal tersebut tidak terlepas dari proses Islamisasi di Nusantara yang dilakukan oleh Sunan
Gunung Jati yang kemudian dilanjutkan oleh Syaikh Maulana Hasanuddin.
Kesimpulan penelitian menunjukkan Banten memiliki dua kepemimpinan dalam
kehidupan masyarakat, salah satunya adalah kepemimpinan Jawara. Pemimpin tersebut sangat di
hormati dan juga di segani oleh masyarakat Banten karena memiliki kemampuan dalam bela diri.
Pada masa Orde Baru Jawara digunakan oleh Golkar sebagai alat politik mereka untuk
memperoleh suara dalam pemilihan umum tahun 1971-1999. Tidak mengherankan jika
pemilihan umum dari tahun 1971 sampai 1997 di wilayah Banten Golkar selalu menang.
Walaupun pada tahun 1999 Golkar kalah dalam Pemilihan tersebut dukungan Jawara terhadap
Golkar tetap. Kemenangan Golkar tidak terlepas dari peranan dari Jawara. Peranan Jawara
hanya berfungsi sebagai penjaga keamanan dan mengawal pada saat Golkar berkampanye
berlangsung serta melakukan dukungan dengan cara memasang bendera Golkar di setiap rumah
keluarga mereka.