Abstrak


Studi Tentang Kompleks Makam Syekh Jangkung Di Dukuh Landoh, Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati


Oleh :
Hayuntri Mulyani - K4409024 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Latar belakang sejarah Syekh Jangkug, (2) Unsur budaya yang terkandung dalam bangunan komplek makam Syekh Jangkung, (3) Bentuk ritual peziarahan di makam Syekh Jangkung, (4) Pengaruh kegiatan peziarahan di komplek makam Syekh Jangkung terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan studi kasus terpancang tunggal. Sampel yang digunakan bersifat purposive sampling dan snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: (1) Saridin merupakan putra dari Ki Ageng Keringan yang bernama Sayid Abdullah ‘Asyiq dengan Sujinah/ Dewi Samaran. Saridin merupakan nama kecil Syekh Jangkung. Jangkung berarti mengabulkan doa-doa orang yang percaya dan yakin akan kebesaran Allah SWT. Sedangkan kata Syekh merupakan gelar yang diberikan oleh Kasultanan Rum kepada Saridin ketika ia berhasil menyelamatkan Kasultanan Rum dari tangan Johanspre. (2) Unsur budaya yang terkandung dalam bangunan komplek makam Syekh Jangkung antara lain: a). Gapura berbentuk paduraksa karena memiliki atap penutup yang menghubungkan kedua sisi bangunan pembatas serta candi bentar yang di kanan dan kirinya terdapat tembok pembatas; b). Pendopo mempunyai bentuk atap joglo yang mempunyai makna menunjukkan pada satu pusat vertikal menuju pada satu titik Yang Maha Esa; c). Cungkup berbentuk rumah joglo yang ditutup dengan bunga lotus; d). Musholla yang dilengkapi dengan atap berbentuk panggang pe yang bentuk dasar atapnya mirip dengan bentuk atap rumah kampung yang dibagi dua tepat pada puncaknya. (3) Bentuk ritual peziarahan di makam Syekh Jangkung diawali dengan penaburan bunga dan pembakaran kemenyan oleh petugas makam dan diakhiri dengan meminum “Tirto Usodo” oleh peziarah. (4) Pengaruh kegiatan peziarahan di komplek makam Syekh Jangkung terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat sekitar yaitu a). bidang sosial mampu mengubah cara berpakaian masyarakat sekitar, mampu meningkatkan rasa kekeluargaan dan gotong royong; b). bidang ekonomi yaitu terciptanya lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi jumlah pengangguran.