Abstrak


Studi Komparatif Usahatani Kedelai Dengan Sistem Tanam Tugal Dan Sistem Tanam Sebar Di Desa Bogotanjung Kecamatan Gabus Kabupaten Pati


Oleh :
Candra Ayu Budi Saputri - H0808014 - Fak. Pertanian

Kedelai merupakan salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung di negara Indonesia. Kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama bagi masyarakat. Kebutuhan kedelai dari tahun ketahun terus meningkat. Kedelai dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein murah bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan biaya dan pendapatan usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal dan sistem tanam sebar di Desa Bogotanjung Kecamatan Gabus Kabupaten Pati, dan membandingkan tingkat efisiensi pada usahatani kedelai cara sistem tanam tugal dan sistem tanam sebar di Desa Bogotanjung Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Kecamatan Gabus. Pemilihan sampel desa dilakukan dengan sengaja (purposive sampling), dengan kriteria desa tersebut telah mengusahakan usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal dan sistem tanam sebar terpilih Desa Bogotanjung. Jumlah petani sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 petani untuk masing-masing usahatani kedelai dan teknik pengambilan petani sampel dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Hasil penelitian dan uji statistik yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara biaya usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal dan sistem tanam sebar, sehingga dapat dinyatakan bahwa biaya dari usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal (Rp 5.575.710,00/ha) lebih besar daripada usahatani kedelai dengan sistem tanam sebar (Rp 5.5.036.364,00/ha). Penerimaan rata-rata pada usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal sebesar Rp 17.999.253,00/ha, sedangkan usahatani kedelai dengan sistem tanam sebar sebesar Rp 13.383.033,00/ha. Dari hasil uji statistik, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata antara pendapatan usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal dan sistem tanam sebar, sehingga dapat dinyatakan bahwa pendapatan dari usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal (Rp 12.241.456,00/ha) lebih besar daripada usahatani kedelai dengan sistem tanam sebar (Rp 8.272.035,00/ha). Usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal dan sistem tanam sebar dinyatakan efisien dan efisiensi dari usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal (R/C rasio = 3,17) lebih besar daripada usahatani kedelai dengan sistem tanam sebar (R/C rasio = 2,66). Nilai kemanfaatan usahatani kedelai dengan sistem tanam tugal lebih bermanfaat bagi petani (Increamental B/C ratio= 6,21). Dari hasil penelitian ini dapat disarankan agar petani kedelai dengan sistem tanam sebar menerapkan sistem tanam tugal, karena efektifitas bibit lebih tinggi daripada tanam sebar sehingga pengendalian hama juga akan lebih efektif dalam mengoptimalkan produksi.