;

Abstrak


Pengembangan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Kecerdasan Spiritual Di Kelas Viii Smp Muhammadiyah 1 Surakarta: Sebuah Prototipe Realistic Mathematics Education Pada Konteks Sekolah Islam


Oleh :
Mita Hapsari Jannah - S850209111 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan prototipe RME sehingga mempunyai karakteristik teori pembelajaran lokal yang sesuai dengan peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta; (2) mengetahui kevalidan prototipe RME yang dikembangkan tersebut; (3) mengetahui kepraktisan prototipe RME yang dikembangkan tersebut; dan (4) mengetahui keefektifan prototipe RME yang dikembangkan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2009 hingga Juli 2010. Pengguna produk penelitian adalah guru matematika serta peserta didik kelas VIII A, VIII C, dan VIII E SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Teknik pengambilan sampelnya adalah non-random purposive sampling. Penelitian ini memiliki tiga tahap, yaitu: penelitian pendahuluan, tahap prototipe, dan tahap asesmen. Tahap prototipe terdiri dari fase pertama dan kedua. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan analisis data kuantitatif meliputi analisis persentase dan rata-rata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prototipe RME telah berhasil dikembangkan sehingga mempunyai karakteristik teori pembelajaran lokal sesuai dengan peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta. Prototipe RME tersebut disebut Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Spiritual Quotient (PMRS). Karakteristik yang dimaksud adalah prinsip-prinsip PMRS yang diadaptasi dari prinsip-prinsip RME, yakni: niat, motivasi, amal, realitas islami, bertahap, tolong-menolong, integrasi, dan tatsqif. Dengan karakteristik tersebut, PMRS memenuhi aspek-aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan sesuai dengan penilaian para ahli (termasuk guru matematika), pengamatan lapangan, dan wawancara dengan peserta didik.