Abstrak
Pengaruh Metode Demonstrasi Dan Mind Mapping Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Seni Budaya Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Pada Siswa Di Smp Sub Rayon Jakenan Kabupaten Pati
Oleh :
Andrik Agusta Prajabawa - S81120200 - Sekolah Pascasarjana
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar Seni Budaya, pada kelompok siswa yang menggunakan metode Demonstrasi dan kelompok siswa yang menggunakan metode Mind Mapping, (2) Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar Seni Budaya, pada kelompok siswa yang memiliki keaktifan belajar tinggi dan kelompok siswa yang memiliki keaktifan rendah, (3) Untuk mengetahui interaksi metode pembelajaran dan keaktifan belajar dalam kaitannya dengan prestasi belajar Seni Budaya.
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode eksperimen dengan rancangan factorial 2x2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Sub Rayon Jakenan Kabupaten Pati Data yang diperoleh dideskripsikan menurut masing-masing variabel Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis varians dua jalur (ANAVA dua jalur).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar seni budaya pada kelompok dengan menggunakan metode demonstrasi dan kelompok Mind Mapping. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya dengan metode demonstrasi lebih baik dari pada siswa yang menggunakan metode Mind Mapping. (2) Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar seni budaya pada kelompok siswa dengan keaktifan belajar tinggi dan kelompok siswa dengan keaktifan belajar rendah. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Seni Budaya yang memiliki keaktifan belajar tinggi lebih baik dari pada siswa yang memiliki keaktifan belajar rendah. (3) Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan keaktifan belajar terhadap prestasi belajar seni budaya. Prestasi belajar pada mata pelajaran Seni Budaya pada kelompok metode demonstrasi dengan keaktifan belajar tinggi mempunyai nilai rata-rata tertinggi, sedangkan kelompok metode Mind Mapping dengan keaktifan belajar rendah mempunyai nilai rata-rata terendah.
Saran yang dikemukakan: (1) bagi siswa, hendaknya meningkatkan keaktifan belajarnya (2) bagi guru, hendaknya tepat dalam memilih metode pembelajaran dan mempersiapkannya secara matang (3) bagi kepala sekolah, dapat menentukan model belajar yang sesuai bagi instansinya (4) bagi peneliti lainnya, dapat mengembangkan variabel lainnya yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar.