Abstrak
Pembelajaran Apresiasi Drama Di Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus Di Sma Negeri 1 Surakarta Dan Sma Negeri 8 Surakarta)
Oleh :
Fitri Anita Sari - K1209029 - Fak. KIP
Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, pementasan drama, kendala yang dihadapi, dan upaya
untuk mengatasi kendala tersebut dalam pembelajaran apresiasi drama SMA
Negeri di Surakarta yaitu di kelas XI IPS 2 SMA Negeri 1 Surakarta dan kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 8 Surakarta.
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Jenis penelitian yang
digunakan adalah studi kasus ganda. Sumber data yang digunakan adalah tempat
dan peristiwa berkaitan dengan lokasi dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dalam kelas, informan, dan dokumen. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
teknik analisis dokumen, observasi, dan wawancara. Validitas data diperoleh
melalui triangulasi sumber data, triangulasi metode, dan review informant. Teknik
analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari empat tahap, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, display data (penyajian data), dan penarikan
simpulan.
Hasil temuan penelitian tentang pembelajaran apresiasi drama SMA
Negeri di Surakarta diperoleh simpulan: (1) Perencanaan pembelajaran apresiasi
drama berupa silabus dan RPP. RPP di SMA Negeri 1 Surakarta dan SMA Negeri
8 Surakarta masih terdapat beberapa kekurangan, yaitu tidak dicantumkannya
indikator pencapaian, pembagian waktu untuk setiap kegiatan pembelajaran
(kegiatan awal, inti, dan penutup), dan sumber belajar yang belum dicantumkan
identitasnya. Komponen penilaian pada RPP di SMA Negeri 1 Surakarta sudah
lengkap, namun kriteria penilaiannya belum dikembangkan. Komponen penilaian
di SMA Negeri 8 Surakarta belum memuat kriteria penilaian, lembar pengamatan,
contoh soal, dan teknik penskoran. kriteria penilaian yang belum dikembangkan.
(2) Pelaksanaan pembelajaran apresiasi drama di SMA Negeri 1 Surakarta dan
SMA Negeri 8 Surakarta sudah berjalan lancar dibuktikan dari guru mampu
menyampaikan materi dengan metode yang inovatif, penggunaan media yang
disesuaikan dengan kondisi sekolah, peserta didik yang aktif dan kreatif dilihat
dari produk hasil karyanya, dan penilaian dilakukan dengan menilai proses dan
hasilnya. (3) Pelaksanaan pementasan drama di SMA Negeri 1 Surakarta dan
SMA Negeri 8 Surakarta berupa drama pentas yang pementasannya dilakukan di
kelas. Di SMA Negeri 1 Surakarta, peserta didik mementaskan drama dengan
kostum dan properti lengkap. Di SMA Negeri 8 Surakarta peserta didik pentas
dengan kostum seragam sekolah, namun dilengkapi beberapa properti yang
mendukung. (4) Kendala yang dihadapi pada pembelajaran drama di SMA Negeri
1 Surakarta meliputi peserta didik yang banyak mengikuti organisasi di sekolah
dan waktu pembelajaran di semester dua yang terbatas. Kendala pada
pembelajaran di SMA Negeri 8 Surakarta meliputi kondisi sebagian kecil peserta
vii
didik yang kurang baik dan kurang berminat terhadap pembelajaran drama,
fasilitas yang belum lengkap, dan waktu waktu pembelajaran di semester dua
yang terbatas. (5) Upaya untuk mengatasi kendala di SMA Negeri 1 Surakarta
meliputi guru selalu memantau proses pengerjaan tugas peserta didik dan
berusaha agar semua materi baik teori maupun praktiknya dapat tersampaikan.
Upaya untuk mengatasi kendala di SMA Negeri 8 Surakarta meliputi guru
bersikap lebih sabar dan tegas, serta berusaha menyampaikan materi dengan
menarik, guru tetap menggunakan fasilitas seadanya, dan kadang mengajak
peserta didik ke ruang multimedia, serta guru juga berusaha menggunakan waktu
pembelajaran dengan efektif, dan melibatkan peserta didik untuk mendapatkan
materi sendiri.