Abstrak
Pengaruh Suplementasi Betain Dalam Ransum Rendah Metionin Terhadap Kadar Protein Dan Lipida Darah Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)
Oleh :
Anastaria Maryuningtyas Deiyenna - H0509008 - Fak. Pertanian
Betain merupakan salah satu aditif pakan sebagai donor gugus metil (CH3) dan dapat melepaskan gugus tersebut pada reaksi transmetilasi untuk mensintesis berbagai substansi metabolik yang penting seperti karnitin, kreatin dan lesitin. Betain adalah tersier amina yang dibentuk dari proses oksidasi kolin (Wang et al., 2004) dan terlibat dalam penghematan metionin, osmoprotective dan distribusi lemak (Metzler-Zebeli et al., 2009). Metionin adalah asam amino esensial yang diperlukan untuk sintesis protein dan metabolisme lemak. Menurut Wang et al. (2004) bahwa ketika jumlah metionin pada pakan tidak memadai, suplementasi metionin digunakan untuk sintesis protein, sedangkan betain lebih efisien sebagai donor gugus metil yang terlibat dalam sintesis karnitin, yang sangat penting bagi beta-oksidasi asam lemak rantai panjang. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui pengaruh suplementasi betain dengan melihat kadar protein maupun lemak dalam profil darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan level suplementasi betain yang paling optimum dalam ransum rendah metionin terhadap kadar protein dan lipida darah puyuh.
Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Unggas Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berlokasi di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar selama empat bulan dimulai dari bulan April sampai Juli 2012. Analisis profil darah dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada. Materi yang digunakan adalah puyuh betina berumur 4 minggu sebanyak 340 ekor dengan rerata bobot badan awal adalah 98,31±8,67 g/ekor dan coefficient of variation (CV) 8,82%, terbagi ke dalam 4 kelompok perlakuan yang diulang sebanyak 5 kali dan setiap ulangan terdiri dari 17 ekor. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Ransum disusun dari jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, onggok, limestone, dicalcium phosphate, premix dan NaCl. Perlakuan yang diberikan yaitu ransum basal rendah metionin (0,3%) disuplementasi betain sebanyak 0 (kontrol); 0,07; 0,14 dan 0,21%. Suplementasi betain dilakukan dengan menukar (expense) komponen onggok dengan betain sesuai dengan prosedur Wang et al. (2004). Formulasi ransum basal dilakukan untuk memenuhi kebutuhan puyuh pada fase produksi sesuai dengan rekomendasi SNI (2006), kecuali kandungan metionin. Peubah yang diamati adalah total protein plasma (TPP), albumin, low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) darah puyuh.
Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa suplementasi betain sampai level 0,21% tidak berpengaruh terhadap semua peubah yang diamati. Simpulan yang dapat diambil dari penelitian yaitu suplementasi betain sampai level 0,21% dalam ransum rendah metionin tidak memengaruhi kadar protein dan lipida darah puyuh seperti TPP, albumin, LDL dan HDL.