Abstrak


Analisis Pemasaran Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Margin Pemasaran Bawang Putih Di Kabupaten Karanganyar


Oleh :
Niken Listyaningrum - H0809086 - Fak. Pertanian

Bawang Putih merupakan salah satu hortikultura yang memegang peranan penting dalam peningkatan gizi masyarakat. Kebutuhan bawang putih di Indonesia selalu mengalami peningkatan. Masalah pemasaran pertanian secara umum adalah sifat produk pertanian yang meruah, dan mudah rusak. Sehingga perlu pemasaran yang baik dan efisien agar tidak terjadi fluktuasi harga yang tajam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola saluran pemasaran, menganalisis biaya, keuntungan dan marjin pemasaran, mengkaji saluran pemasaran yang paling efisien secara ekonomi, menganalisis pengaruh harga di tingkat petani, jumlah lembaga pemasaran yang dilalui, dan jarak petani dengan lembaga pemasaran terdekat terhadap margin pemasaran bawang putih di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan teknik survey. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dengan pertimbangan jumlah produksi bawang putih terbesar di Jawa Tengah. Metode pengambilan sampel dengan Proportional random sampling sebanyak 40 petani sampel. Metode pengambilan lembaga pemasaran dengan snowball sampling. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif analisis, analisis biaya dan margin pemasaran, serta analisis ekonometrika dengan model regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat lima macam pola saluran pemasaran bawang putih. Saluran I petani-pedagang pengumpul-pedagang besar luar kota-pengecer luar kota-konsumen luar kota. Saluran II petani-pedagang pengumpul-pedagang besar-pedagang pengecer-konsumen. Saluran III Petani-komisioner-pedagang besar luar kota-pedagang pengecer luar kota-konsumen luar kota. Saluran IV Petani-pedagang besar luar kota-pedagang pengecer luar kota-konsumen luar kota. Saluran V petani- pedagang pengecer-konsumen. Total biaya pemasaran I adalah Rp 3669,78/kg; keuntungan yang diperoleh Rp 7140,69/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar 37,28%. Total biaya pemasaran II adalah Rp 1044,71/kg; keuntungan yang diperoleh Rp 4772,81/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar 23,95%.Total biaya pemasaran III adalah Rp 273,41/kg; keuntungan yang diperoleh Rp 6563,16/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar 27,14%.Total biaya pemasaran IV adalah Rp 497,37/kg; keuntungan yang diperoleh Rp 5694,51/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar 25,03%.Total biaya pemasaran V adalah Rp 240,13/kg; keuntungan yang diperoleh Rp 5184.09/kg, dan persentase margin pemasaran adalah sebesar 22,5%. Berdasarkan persentase margin pemasaran dan persentase farmer’s share, maka dapat diketahui bahwa saluran V adalah saluran yang paling efisien.Variabel harga di tingkat petani, jumlah lembaga pemasaran yang dilalui, dan jarak petani dengan lembaga pemasaran terdekat baik secara bersama-sama maupun secara individu berpengaruh nyata terhadap margin pemasaran bawang putih di Kabupaten Karanganyar pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang disampaikan penulis antara lain sebaiknya petani secara aktif mencari informasi pasar baik dari tingkat konsumen maupun pedagang, sebaiknya pemerintah mendirikan koperasi agribisnis, dan sebaiknya pemerintah menyediakan dana untuk penelitian yang berkaitan dengan pemasaran bawang putih sehingga ada evaluasi secara periodik dalam proses pengembangan pasar.