Abstrak


Interaksi Sosial Siswa Deaf Di Sekolah Inklusi (Studi Kasus Pada Siswa Smk Negeri 9 Surakarta)


Oleh :
Ajeng Dhityafitri Nurrohmah - D0309007 - Fak. ISIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi sosial siswa deaf di sekolah inklusi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang berusaha meneliti kondisi yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan studi mengenai sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku yang berhubungan dengan interaksi sosial penyandang cacat deaf di sekolah inklusi. Sumber data yaitu kata-kata serta tindakan, dan data sekunder yaitu dokumen. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara terbuka dan mendalam menggunakan petunjuk umum, observasi terbuka berperan pasif dan aktif, serta dokumentasi. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi sumber. Teknik analisis menggunakan model analisis interaktif. Penelitian ini menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik, yang menjelaskan tentang kehidupan bersama manusia, bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan pihak-pihak lain dengan perantaraan lambang-lambang tertentu yang dipunyai bersama. Dengan perantaraan lambang-lambang tersebut, maka manusia memberikan arti pada kegiatan-kegiatannya. Mereka dapat menafsirkan keadaan dan perilaku dengan mempergunakan lambang-lambang tersebut. Manusia membentuk perspektif-perspektif tertentu melalui suatu proses sosial dimana mereka memberi rumusan hal-hal tertentu, bagi pihak-pihak lainnya. Selanjutnya mereka berperilaku menurut hal-hal yang diartikan secara sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial siswa difabel tuna rungu dan tuna wicara dengan semua elemen di SMK Negeri 9 Surakarta berjalan dengan baik, hambatan hanya mereka rasakan pada awal masuk sebagai siswa baru di sekolah tersebut. Namun lambat laun hambatan tersebut dapat teratasi dengan adanya proses perkenalan dan proses adaptasi yang mereka alami. Selain itu proses sosialisasi juga berjalan baik, hanya sedikit yang masih kesulitan dan cenderung sulit untuk bersosialisasi. Teknik penguasaan bahasa isyarat menjadi kunci utama dalam keberhasilan proses interaksi sosial, karena para siswa difabel tersebut hanya dapat berkomunikasi dengan cara tersebut. Dalam proses keterlibatan guru/Stakeholders adalah untuk memberikan dukungan, bantuan, dan pendampingan kepada siswa-siswanya, baik difabel maupun non-difabel.