Abstrak
Respon Kacang Tanah Dan Jagung Tumpangsari Secara Deret Penggantian Terhadap Pupuk Organik Pengganti Npk
Oleh :
Yuni Restuningsih - H0709130 - Fak. Pertanian
Kacang tanah merupakan salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan. Tingkat hasil kacang tanah di Indonesia sampai saat ini masih rendah, antara 0,5-1,5 ton/ha. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kacang tanah yaitu dengan menerapkan sistem tumpangsari. Penanaman kacang tanah yang ditumpangsarikan dengan jagung dapat meningkatkan efisiensi pemakaian pupuk dan lahan. Pola tanam dan pemupukan yang tepat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanaman serta menjaga ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pemupukan pada tumpangsari kacang tanah dan jagung yang tepat dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk organik pengganti sebagian pupuk NPK.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013 di Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), dengan perlakuan dosis imbangan pupuk: P0: pupuk organik 0 kg/ha, Urea 150 kg/ha, SP36 100 kg/ha, KCl 100 kg/ha, P1: pupuk organik 800 kg/ha, Urea 125 kg/ha, SP36 83,33 kg/ha, KCl 83,33 kg/ha, P2: pupuk organik 1600 kg/ha, Urea 100 kg/ha, SP36 66,66 kg/ha, KCl 66,66 kg/ha, P3: pupuk organik 2400 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP36 49,99 kg/ha, KCl 49,99 kg/ha, P4: pupuk organik 3200 kg/ha, Urea 50 kg/ha, SP36 33,33 kg/ha, KCl 33,33 kg/ha, P5: pupuk organik 4000 kg/ha, Urea 25 kg/ha, SP36 16,66 kg/ha, KCl 16,66 kg/ha, P6: pupuk organik 4800 kg/ha, Urea 0 kg/ha, SP36 0 kg/ha, KCl 0 kg/ha. Penanaman menggunakan pola tumpangsari replacement series (deret penggantian) dan masing-masing perlakuan diulang empat kali. Analisis data dilakukan dengan uji F pada taraf 5% dan apabila beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf nyata 5%. Variabel pengamatan kacang tanah, meliputi: tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, berat 1000 biji, hasil biji per petak, berat segar, dan berat kering brangkasan; jagung: tinggi tanaman, hasil biji per tongkol, berat 1000 biji, hasil biji per petak, berat segar, serta berat kering brangkasan.
Dosis penggunaan pupuk organik 1600 kg/ha, yang dikombinasikan dengan Urea 100 kg/ha, SP36 66,66 kg/ha, KCl 66,66 kg/ha (P2) cenderung memberikan hasil kacang tanah tertinggi yaitu 0,69 ton/ha dibandingkan dengan penggunaan pupuk anorganik penuh (P0). Hasil jagung tertinggi juga diperoleh pada perlakuan P2 yaitu sebesar 2,4 ton/ha.