Abstrak
Narasi Simbolik Kostum Solo Batik Carnival 2012: Kajian Kostum Sbc 2012 Dengan Pendekatan Simbolisme Ekspresif Dan Antropologi Seni
Oleh :
Ayuni Setyaningsih - C0909003 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
Latar belakang masalah menjelaskan fenomena munculnya Solo Batik Carnival sejak tahun 2008, alasan-alasan dibalik peristiwa tersebut, dan alasan-alasan yang mendasari kostum SBC 2012 yang dijadikan bahan kajian pada penelitian. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui dan menjelaskan bagaimana latar belakang sosial budaya dari penyelenggaran SBC 2012. (2) Mengetahui dan menjelaskan makna simbolik (menurut Langer) dari kostum SBC 2012 yang diekspresikan lewat kostum . Teori pengkajian yang digunakan menggunakan metode pendekatan kualitatif berdasarkan sudut pandang Simbolisme Ekspresif dan Antropologi Seni. Model Simbolisme Ekspresif cenderung mengarah pada aspek budaya, serta subyek sebagai objek penelitian. Dimana kajian ini berdasarkan tafsiran dari simbol-simbol yang tercipta dari kostum yang telah diterjemahkan. Hasil kesimpulan penelitian skripsi ini sebagai berikut, Pertama, setelah melacak latarbelakang munculnya SBC 2012 dengan beragam alasan-alasan dibalik peristiwa tersebut, maka bisa disimpulkan menjadi 4 yaitu, (1) secara historis peristiwa karnaval sudah akrab bagi masyarakat Di Solo seperti arak-arakan dari perpindahan kerajaan Kartosuro ke Surokarto sampai karnaval pada peristiwa kenegaraan, (2) munculnya SBC yang bergerak diantara tradisi dan modern , (3) kreatifitas mengolah dan menampilkan batik sebagai ruh dalam SBC, (4) batik sebagai identitas dalam kaitannya Solo sebagai kota budaya, (5) SBC sebagai alternative hiburan bagi masyarakat Solo. Kedua, kostum SBC 2012 menjadi media ekspresi pengolahan imajinasi yang diwujudkan dalam kostum dengan beragam pertimbangan ide, visual dan teknis. Dari beragam ekspresi yang tercipta maka juga menampilkan komposisi estetis. Hasil kreasi dari kostum pun menjadi sebentuk produk visual yang mempunyai “narasi isimbolik” baik dalam bentuk simbol seni maupun dalam bentuk simbol di dalam seni. Lewat narasi simbolik ini kostum bukan lagi sepotong artefak benda mati, melainkan artefak yang mempunyai “kehidupan” dan narasinya sendiri maupun narasi sebagai hasil dari benturan-gesekkan kepentingan banyak pihak yang terlibat di dalamnya.