Abstrak


Pembuatan Kitosan Dari Kitin Cangkang Bekicot Sebagai Bahan Pengawet Ikan


Oleh :
Hasri Widuri - I8310038 - Fak. Teknik

Ikan merupakan bahan pangan yang mengandung zat gizi yang tinggi namun cepat mengalami proses pembusukan, karena umur simpan ikan yang rendah inilah, formalin (formaldehide) sering digunakan untuk memperpanjang umur simpan ikan.Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga tidak layak digunakan sebagai bahan pengawet makanan.Tugas akhir ini bertujuan Mencari kondisi proses pembuatan kitosan dari cangkang bekicot, membuat kitosan dari cangkang bekicot dan mengaplikasikan produk kitosan hasil proses untuk mengawetkan ikan dan mengukur hasil pengawetan terhadap sifat fisik ikan. Cangkang bekicot belum banyak dimanfaatkan selama ini untuk meningkatkan nilai ekonominya, cangkang tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan kitosan. Kitosan bisa ditemukan dalam cangkang bekicot dari hasil preparasi kitin (Achatina fullica). Kitosan dapat diaplikasikan dalam berbagai hal, misalnya sebagai pengawet makanan. Pembuatan kitosan dari limbah cangkang bekicot dilakukan dengan empat tahap. Tahap pertama adalah deproteinasi yang bertujuan menghilangkan kandungan protein pada cangkang bekicot. Tahap kedua adalah demineralisasi yang bertujuan untuk menghilangkan kandungan mineral pada cangkang bekicot. Tahap ketiga adalah depigmentasi yang bertujuan mencerahkan warna kitosan menjadi lebih putih. Dari ketiga tahap ini diperoleh produk berupa kitin. Tahap terakhir pembuatan kitosan adalah proses deasetilasi, yaitu penghilangan gugus asetil pada produk kitin. Proses deasetilasi dilakukan dengan memvariasikan suhu pada 70ºC, 80ºC, 90ºC, 100ºC dan konsentrasi NaOH dengan variasi 50%, 60%, 70% dan 80% untuk memperoleh produk kitosan yang optimums yang dapat dilihat dari derajat deasetilasi kitosan yang dihasilkan. Kitosan dengan derajat deasetilasi optimum, diaplikasikan sebagai bahan pengawet ikan. Kitosan yang dihasilkan berupa serbuk Kristal yang berwarna putih kecoklatan dan tidak berbau, dengan derajat deasetilasi 84,54% pada pemanasan 100ºC dan konsentrasi NaOH 50%, mempunyai kadar air 0,2%, kadar abu 17,36%, kadar protein 7%, dan berat molekul 0,936kDa. Rendemen pada percobaan adalah sebesar 31,43%. Hasil organoleptik menunjukkan bahwa penggunaan kitosan untuk menambah daya awet ikan adalah dengan konsentrasi 1,5% dan lama perendaman 15 menit.