Abstrak
Analisis Daya Saing Jagung Di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah
Oleh :
Nikmatul Fitri Munawaroh - H0809087 - Fak. Pertanian
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilatar belakangi sebagai berikut Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian merupakan penopang perekonomian di Indonesia karena pertanian memberikan proporsi yang sangat besar dalam sumbangan kas pemerintah. Hal ini kemudian menjadikan sektor pertanian sebagai pasar yang potensial bagi produk-produk dalam negeri baik untuk produksi maupun untuk konsumsi, terutama produk yang dihasilkan oleh sub sektor tanaman pangan. Daerah sentra produksi jagung di Propinsi Jawa Tengah meliputi wilayah Kabupaten Grobogan, Wonogiri, Blora, Temanggung dan Wonosobo. Kabupaten Grobogan merupakan sentra produksi jagung. Jagung sebagai bahan pakan, jagung terutama digunakan sebagai pakan unggas dengan proporsi lebih dari 50% dari total bahan pakan yang digunakan. Hal ini menyebabkan permintaan jagung terus meningkat baik di pasar domestik maupun internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya, penerimaan, pendapatan usahatani jagung dan daya saing jagung di Kabupaten Grobogan.
Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dan pelaksanaannya dengan teknik survei. Penelitian dilakukan di Kabupaten Grobogan dengan 3 Kecamatan, yaitu Toroh, Wirosari dan Geyer. Pemilihan sampel kecamatan dilakukan dengan sengaja (purposive sampling), kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel kecamatan yaitu kecamatan penghasil jagung terbesar di antar kecamatan lain yang ada di Kabupaten Grobogan, sehingga usahatani jagung sangat cocok sebagai daerah usahatani jagung. Hasil penelitian menunjukkan usahatani jagung dengan luas lahan sebesar 0,8 Ha, membutuhkan biaya usahatani jagung Rp 2.501.842/Ha/MT, dengan rata-rata penerimaan usahatani Rp 9.956.040/Ha/MT, pendapatan usahatani sebesar Rp 7.454.198Ha/MT dan MC harga jual petani Rp 476,00 lebih kecil daripada P harga jual jagung Rp 2.036,00 di pasar kecamatan. Maka usahatani jagung memiliki daya saing dan dapat menerima tambahan hasil dari penambahan biaya tiap satu satuan unit produk yang dihasilkan.
Usahatani jagung di Kabupaten Grobogan memiliki daya saing, untuk mendapatkan penerimaan tambahan hasil yang lebih tinggi maka diperlukan penambahan biaya tiap satu satuan unit produk yang dihasilkan, dengan cara peningkatan efesiensi alokatif yang memanfaatkan input secara proporsional sesuai kebutuhan sehingga terjadi penghematan biaya. Harga jual jagung di Kabupaten Grobogan mengalami fluktuasi harga kususnya pada saat panen. Pemerintah dimohon memberikan pasokan input subsidi secara rutin sehingga lebih mengefisiensikan biaya input. Pemerintah secara rutin memberikan penyuluhan dalam mengadobsi teknologi. Pemerintah dimohon untuk lebih aktif memberikan informasi kepada para petani, melalui penyuluhan, majalah.
SUMMARY