Abstrak


Pengaruh Suplementasi Betain Dalam Ransum Rendah Metionin Terhadap Kecernaan Nutrien Pada Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)


Oleh :
Gebby Citra Vasthu Gumilar - H0509032 - Fak. Pertanian

Kesamaan peran antara betain dan metionin sebagai donor gugus metil, menyebabkan betain berpotensi menggantikan peran metionin sebagai donor gugus metil. Betain pada saluran pencernaan memiliki fungsi osmotik untuk menstabilkan struktur, fungsi maupun proliferasi sel, sehingga betain memiliki potensi untuk meningkatkan kecernaan nutrien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan level optimum suplementasi betain dalam ransum rendah metionin terhadap kecernaan nutrien pada puyuh. Penelitian ini dilaksanankan pada bulan April sampai dengan Agustus 2012 di Experimental Farm Jurusan Peternakan, Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan 340 ekor puyuh yang berumur empat minggu dengan rerata bobot badan awal adalah 98,31±8,67 g dengan Coefficient of Variation (CV) 8,82%. Ransum basal disusun dengan kandungan metionin sebesar 0,3%. Rancangan perlakuan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan, masing-masing perlakuan diulang lima kali. Perlakuan yang diberikan yaitu suplementasi betain sebanyak 0 (kontrol), 0,07; 0,14 dan 0,21%. Pengujian kecernaan secara in vivo dengan menggunakan metode total koleksi dilakukan saat puyuh berumur 13 minggu. Puyuh diambil secara acak sebanyak 40 ekor terdiri dari masing-masing dua ekor setiap satuan percobaan. Peubah yang diamati adalah kecernaan bahan organik (KcBO), kecernaan protein kasar (KcPK), kecernaan lemak kasar (KcLK) dan kecernaan abu (KcAbu). Data kecernaan nutrien dianalisis menggunakan analisis variansi dan apabila hasil analisis variansi terdapat pengaruh perlakuan maka dilanjutkan dengan uji polinomial ortogonal. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa peningkatan level betain dalam ransum meningkatkan KcPK secara linier dan KcAbu secara kuadratik. Peningkatan KcPK dengan persamaan regresi y = 16,7717 + 69,7569 x (R2=0,37) dan level optimum suplementasi betain terhadap KcAbu pada persamaan regresi y = 6,7546 + 132,624 x – 500,806 x2 (R2=0,21) sebesar 0,13%. Simpulan dari penelitian ini yaitu suplementasi betain dalam ransum rendah metionin meningkatkan KcPK dan KcAbu.