Abstrak


Tawuran Pemuda Pendekar Silat (Studi Kasus Tentang Faktor Penyebab Dan Proses Terjadinya Tawuran Antara Anggota Persaudaraan Setia Hati Terate Ranting Nguntoronadi Dengan Kelompok Pemuda Lain Di Kecamatan Nguntoronadi Kabupatenwonogiri)


Oleh :
Listiyo Budi Santoso - D0308039 - Fak. ISIP

Pencak Silat Menginspirasi Dan Mengajarkan Tentang Semangat Juang Dan Keluhuran Budi. Banyak Sekali Organisasi Besar Di Bidang Ini, Salah Satunya Persaudaraan Setia Hati Terate. Namun Tetap Saja Unsur Bela Diri Dalam Pencak Silat Rawan Disalahgunakan Serta Salah Untuk Diinterpretasikan, Begitu Juga Persaudaraan Setia Hati Terate. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mendeskripsikan Tawuran Pemuda Pendekar Silat Antara Anggota Persaudaraan Setia Hati Terate Dengan Kelompok Pemuda Lain Di Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri. Untuk Melihatnya, Digunakan Teori Konflik Karya Ralf Dahrendorf Dan Masukan Randall Collins Tentang Konflik Skala Mikro. Penelitian Kualitatif Ini Mendeskripsikan Tawuran Pemuda Pendekar Silat Antara Anggota Persaudaran Setia Hati Terate Ranting Nguntoronadi Dengan Kelompok Pemuda Lain. Data Primer Dikumpulkan Dengan Observasi Tak Berpartisipasi, Dan Wawancara Kepada 6 Informan, Yaitu Anggota Persaudaraan Setia Hati Terate Yang Terlibat Tawuran, Sebanyak 3 (Tiga) Orang, Serta Anggota Perguruan Lain, Tokoh Masyarakat, Dan Pemerintah Masing-Masing 1 (Satu) Informan. Data Sekunder Dikumpulkan Dengan Studi Dokumen Yang Terkait. Data Dianalisis Dengan Analisis Model Interaktif Yang Menggunakan Tiga Komponen Utama, Yaitu Reduksi Data, Penyajian Data, Dan Penarikan Kesimpulan Serta Verifikasi. Validitas Data Digunakan Teknik Triangulasi Sumber. Hasil Penelitian Ini Mendeskripsikan Faktor Penyebab Tawuran Yaitu Slogan Persaudaraan Sebagai Alasan Untuk Mengimpun Kekuatan, Kurangnya Kesepahaman Warga Lintas Generasi, Kebanggaan Berlebihan Terhadap Organisasi, Kurangnya Pembinaan Mental Dan Spiritual, Asumsi Bahwa Kekerasan Identik Dengan Pencak Silat, Kesenian Pencak Silat Sebagai Ajang Pembuktian Diri, Tindakan Pembelaan Diri, Dan Kurangnya Kerjasama Dengan Pihak Pemerintah Dalam Menggalang Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat. Kemudian Proses Terjadinya Tawuran Dibagi Dalam Fase Awal Yaitu Perasaan Tidak Suka Dan Sikap Merendahkan Kelompok Pemuda Lain, Fase Konfrontasi Yang Ditandai Dengan Sikap Saling Ejek Dan Provokasi, Fase Krisis Atau Puncak Konflik Terbuka Dimana Kedua Pihak Terlibat Dalam Kontak Fisik, Dan Fase Pasca Konflik Yakni Ketika Hubungan Kedua Kubu Lebih Membaik Dan Saling Mengurangi Ketegangan.