Abstrak


Peningkatan Produktivitas Bioetanol Melalui Immobilisasi Sel Saccharomyces Cerevisiae Pada Biji Salak


Oleh :
Mursito Hadi Sugito - I8310045 - Fak. Teknik

Ketersediaan energi saat ini pada umumnya didominasi oleh bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas. Namun demikian cadangan energi tersebut terbatas. Oleh karena itu dari itu dibutuhkan energi alternatif, antara lain bioetanol. Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar berkadar 99,5-100%. Bioetanol dapat diperoleh dengan proses fermentasi. Hasil fermentasi alkohol hanya menghasilkan etanol dengan kadar 10-16%. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibutuhkan cara fermentasi yang lebih efektif lagi salah satu dengan immobilisasi.Teknik immobilisasi merupakan teknik yang digunakan untuk menghentikan pergerakan suatu sel guna meningkatkan kinerja dari sel tersebut.Teknik immobilisasi biasa digunakan pada sel saccharomyces cerevisiae untuk memproduksi etanol.Medium yang digunakan biasanya adalah kalsium alginat.Biji salak digunakan untuk menggantikan media kalsium alginat. Biji salak mempunyai karakteristik keras, berkadar air tinggi dan tidak mudah busuk sehingga cocok untuk menggantikan kalsium alginat. Proses immobilisasi dilakukan dengan menginokulasikan sel Saccharomyces cerevisiae pada biji salak. Biji salak tersebut sudah direndam dalam larutan media 100 gram/L glukosa dengan nutrient 0,12 gram MgSO4. 7H2O, 1,3 gram NH4Cl, 0,06 gram CaCl2. 2H2O dan 2,5 gram yeast ekstrak yang dilarutkan dalam 1000 ml aquadest. Biji salak diaduk selama 3 hari agar sel Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh. Fermentasi alkohol dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan sel amobil dan sel bebas. Fermentasi dibagi menjadi 5 variasi kadar glukosa yaitu 10 gram/l, 20 gram/L, 30 gram/L, 50 gram/L dan 70 gram/L. nutrient yang dibutuhkan yaitu 0,12 gram MgSO4. 7H2O, 1,3 gram NH4Cl, 0,06 gram CaCl2. 2H2O dan 2,5 gram yeast ekstrak yang dilarutkan dalam 1000 ml aquadest. Sampel analisis glukosa diambil setiap 6 jam sekali mulai dari 0 jam (sebelum fermentasi) sampai 48 jam. Sedangkan untuk analisis kadar etanol, sampel diambil pada waktu 48 jam. Pengujian hasil fermentasi dilakukan dengan Gas Chromatography (GC) untuk menentukan banyaknya etanol dan Spektrofotometri untuk analisis glukosa. Analisis kadar etanol dilakukan pada sampel 30 gram/L, 50 gram/L dan 70 gram/L pada fermentasi alkohol menggunakan sel bebas (A) dan fermentasi alkohol menggunakan sel amobil (B). Hasil uji etanol menunjukkan bahwa fermentasi alkohol menggunakan sel amobil (B) memiliki kadar etanol lebih tinggi dibandingkan dengan fermentasi alkohol menggunakan sel bebas. Sampel hasil fermentasi alkohol menggunakan sel amobil yang memiliki kadar etanol paling tinggi adalah 50 gram/L dengan kadar etanol sebesar 1,29%. Pengujian glukosa berguna untuk mengetahui banyaknya glukosa yang dikonsumsi oleh sel Saccharomyces cerevisiae . Analisis glukosa dilakukan tiap 6 jam sekali. Hasil uji glukosa menunjukkan penurunan glukosa yang tidak teratur.