Abstrak


Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Purwoceng (Pimpinella Pruatjan Molk.) Di Boyolali Terhadap Pemberian Pupuk Organik Dan Cendawan Mikoriza Arbuskula


Oleh :
Ratna Mayamurti Dewi - H0709094 - Fak. Pertanian

Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk) adalah salah satu jenis tanaman obat asli Indonesia yang memiliki banyak manfaat, terutama akarnya yang dapat meningkatkan kadar hormon testosteron yang sangat menentukan dalam hal vitalitas tubuh dan stamina. Purwoceng memiliki potensi yang besar tetapi pengembangannya masih sangat kurang. Purwoceng perlu dibudidayakan secara ex situ sesuai dengan syarat tumbuhnya agar tidak punah. Pupuk organik dan Cendawan Mikoriza Arbuskula merupakan kebutuhan bagi pengembangan budidaya tanaman purwoceng di luar habitat aslinya. Berdasarkan manfaat yang dimiliki keduanya, maka diharapkan penggunaan CMA yang dikombinasikan dengan pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman purwoceng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pupuk organik dan dosis CMA yang sesuai untuk pertumbuhan dan hasil tanaman purwoceng serta mengetahui interaksi keduanya. Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2012 hingga Mei 2013, di Selo (Boyolali) dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian UNS Surakarta. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas dua faktor perlakuan, yaitu pupuk organik dan CMA. Masing-masing faktor terdiri atas lima taraf, yaitu pupuk organik (tanpa pupuk organik, pupuk kompos, pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi) dan CMA (0 g/tanaman, 10 g/tanaman, 20 g/tanaman, 30 g/tanaman dan 40 g/tanaman) sehingga diperoleh 25 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara pemberian berbagai jenis pupuk organik dan dosis CMA terhadap peubah pertumbuhan dan hasil tanaman purwoceng. Pemberian pupuk kompos memperoleh hasil yang tinggi pada jumlah daun sebesar 104 helai; diameter tajuk tanaman sepanjang 48,65 cm; berat segar biomassa tanaman 23,06 g; dan berat kering tanaman 3,79 g. Pemberian berbagai dosis CMA belum mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman purwoceng.