Abstrak
Simulasi Pengaruh Tata Guna Lahan Terhadap Debit Banjir Di Das Keduang
Oleh :
Ratih Baniva - I1110037 - Fak. Teknik
DAS Keduang mengalami kondisi kritis yang ditunjukkan dengan sering terjadinya banjir karena adanya tutupan lahan berupa tanaman keras di DAS Keduang hanya tersisa kurang dari 10% selebihnya menjadi ladang sehinga menyebabkan berkurangnya resapan air (Alwin Darmawan, 2009). Kejadian banjir yang melanda wilayah DAS Keduang mengakibatkan kerusakan, salah satunya terjadi pada Jembatan Keduang. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendapatkan hasil kalibrasi koefisien C pada debit dan volume terhitung, (2) Mendapatkan hasil perbandingan debit dan volume yang dihasilkan dari pengukuran dan simulasi perubahan tata guna lahan, (3) Mendapatkan tata guna lahan yang tepat guna mengurangi debit banjir DAS Keduang.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Tahapan penelitian yang dilaksanakan dengan pengumpulan data peta topografi, peta tata guna lahan terakhir, Automatic Water Level Recorder (AWLR), Automatic Rainfall Recorder (ARR). Selanjutnya dilakukan analisis data dengan mencari pasangan data AWLR (terukur) dan ARR pada waktu yang sama. Hasil debit terukur dari data AWLR menggunakan rumus rating curve dan untuk menghitung debit digunakan metode time area. Kalibrasi koefisien (C) terukur dan terhitung mempunyai tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 10-20%. Selanjutnya dilakukan simulasi dengan tiga alternatif tata guna lahan. Pemilihan tata guna lahan dari ketiga alternatif dibandingkan dengan hasil terukur. Nilai debit puncak dan volume air terendah dapat dipilih sebagai tata guna lahan yang tepat guna mengurangi debit banjir DAS Keduang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien aliran (C) pada tiap-tiap isochrone yaitu pada isochrone 1, C = 0,60, isochrone 2, C = 0,53, isochrone 3, C = 0,66, isochrone 4, C = 0,51, isochrone 5 = 0,42, isochrone 6 = 0,40. Penurunan hasil simulasi terhadap debit dan volume terukur pada kejadian 14-15 Februari 2011 adalah simulasi 1: volume aliran 5,35% dan debit puncak 10,20%. Simulasi 2: volume aliran 12,14% dan debit puncak 14,73%. Simulasi 3: volume aliran 13,99% dan debit puncak 15,98%. Simulasi 3 dianggap lebih tepat digunakan guna mengurangi banjir di DAS Keduang karena mempunyai persentase penurunan terendah