Abstrak


Evaluasi Nutrisi Singkong Karet (Manihot Glaziovii M.A) Dengan Teknik Detoksifikasi Perendaman Dan Penggunannya Dalam Ransum Sapi Potong Secara In Vitro


Oleh :
Satria Adam Rakitaso - H0509058 - Fak. Pertanian

Singkong karet merupakan salah satu jenis umbi-umbian atau akar pohon yang panjang yang memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Singkong jenis ini sering dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif pada peternakan tradisional. Namun di sisi lain singkong ini memiliki senyawa glikosida sianogenik. Senyawa glikosida sianogenik akan terdegradasi menjadi asam sianida bila luka atau terkena sayatan. Pada konsentrasi yang tinggi, racun tersebut dapat membuat ternak keracunan akut bahkan mati, sehingga diperlukan upaya penurunan kadar asam sianida. Salah satu metode detoksifikasi asam sianida yakni perendaman dengan air, sehingga HCN dapat turun sampai lebih dari 20% (Murni et al., 2008). Singkong karet dengan asam sianida rendah diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak dan tidak menyebabkan keracunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas singkong karet (Manihot glaziovii M.A) yang telah diturunkan kadar asam sianida dengan perendaman dilihat dari nilai kecernaan dan fermentabilitasnya dalam ransum sapi sebagai pengganti onggok secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian UNS pada tanggal 25 Februari - 21 Maret 2013. Materi penelitian ini adalah rumput raja berumur 60 hari, konsentrat yang terdiri dari bekatul, bungkil kedelai, bungkil sawit, pollard dan premix, serta onggok dan singkong karet. Keempat materi disusun formulasi ransum sebanyak 0,25 gram yang dipisahkan menjadi 3 perlakuan dan diulang sebanyak 6 kali dengan masing-masing ulangan dilakukan secara duplo. Ransum yang akan diberikan berupa hijauan 60% + konsentrat 40% dengan perlakuan yakni menggantikan onggok dan kulit singkong dalam 40% konsentrat. Perlakuan dalam ransum terdiri atas P1= Konsentrat 32% + Onggok 8% + Singkong karet 0%, P2= Konsentrat 32% + Onggok 4% + Singkong karet 4% dan P3= Konsentrat 32% + Onggok 0% + Singkong karet 8%. Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO), produksi VFA total dan pH cairan rumen. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan singkong karet berpengaruh tidak nyata terhadap KcBK, KcBO, produksi VFA total dan pH cairan rumen. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan singkong karet yang telah didetoksifikasi sampai taraf 8 % dapat menggantikan onggok yang berfungsi sebagai sumber karbohidrat dalam ransum sapi potong. Kata kunci: Singkong karet, asam sianida, ransum, kecernaan, fermentabilitas