Abstrak
Karakter Ketokohan Punakawan Dalam Wayang Kulit Purwa Lakon “Semar Mbangun Khayangan” (Studi Komunikasi Media Tradisional Melalui Ketokohan Punakawan Dengan Semiologi Komunikasi)
Oleh :
Paulus Yuliyanto Surya Saputra - D1210056 - Fak. ISIP
Sebagian masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa mengenal dan mengerti wayang bahkan banyak yang memahami serta menghayatinya. Ada pula sebagian pendukung pewayangan atau budayawan. Bahwa memahami pertunjukkan wayang, berarti dapat mengenali kehidupan sendiri. Lakon-lakon wayang yang ditampilkan seolah-olah menggambarkan kehidupan manusia sendiri. Tidak jarang dalam kehidupan, mereka mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh-tokoh wayang tertentu dan bercermin pada karakter tokoh-tokoh wayang untuk melakukan perbuatan dalam kehidupan.
Ketokohan karakter Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) merupakan tokoh-tokoh yang di simbolkan karakter pada masyarakat Jawa khusunya. Mempertunjukkan makna yang bersentuhan dengan merasa, berpikir, dan bertindak manusia, baik pada tataran realitas personal maupun realitas sosiokultural. Karakter ketokohan Punakawan mengacu pada analisis Semiologi Komunikasi berdasarkan konteks, interteks, dan intersubyetif yang masing-masing memunculkan tanda karakter sebagai Pamong, tontonan, dan tuntunan. Dengan permasalahan yang muncul adalah: bagaimana karakter Punakawan dalam lakon Semar Mbangun Khayangan dalam wayang kulit?
Tujuan penelitian ini adalah menggali karakter ketokohan Punakawan dalam pertunjukkan wayang kulit dalam lakon “Semar Mbangun Khayangan” versi Ki Hadi Sugito. Penelitian ini menggunakan metode analisis Semiologi Komunikasi Andrik Purwasito. Penulis melakukan analisis terhadap karakter ketokohan Punakawan lakon “Semar Mbangun Khayangan” versi Hadi Sugito dengan menggunakan metode semiotika.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakter ketokohan Punakawan yang disampaikan pada pagelaran wayang kulit lakon “Semar Mbangun Khayangan” versi Ki Hadi Sugito adalah karakter Punakwan sebagai pamong, tontonan, dan tuntunan dalam budaya Jawa memberikan sesuatu nilai-nilai yang luhur dalam berbudaya Jawa. Karakter ketokohan Punakawan yang terdapat pada lakon “Semar Mbangun Khayangan” adalah karakter yang berupa nilai hidup budaya Jawa dalam bentuk tanda.