;

Abstrak


Analisis Pembelajaran Sejarah Di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta (Studi Kasus Kelas X Sma Al-Muayyad Surakarta)


Oleh :
Alfi Hafidh Ishaqro - S861202002 - Sekolah Pascasarjana

Seiring berjalannya waktu, paradigma belajar di pesantren yang hanya mengeksplorasi ilmu agama Islam kini telah tergeser. Hal ini ditandai dengan berdirinya sekolah-sekolah formal dalam lingkup pesantren, sehingga merubah paradigma pesantren menjadi lembaga yang khas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perencanaan pembelajaran sejarah di kelas X SMA Al-Muayyad Surakarta, mengetahui pelaksanaan pembelajaran sejarah di kelas X SMA Al- Muayyad Surakarta, mengetahui evaluasi pembelajaran sejarah di kelas X SMA Al-Muayyad Surakarta, dan mengetahui kendala pembelajaran sejarah dikelas X SMA Al-Muayyad Surakarta. Penelitianini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif oleh H. B. Sutopo. Hasil penelitian: 1) Guru membuat perencanaan dan perangkat pembelajaran sejarah dengan baik dan menyesuaikan kondisi, situasi, dan kebutuhan siswa; 2) dalam pelaksaan pembelajaran sejarah, guru cenderung kurang kreatif dan terlalu mendominasi proses pembelajaran dengan hanya menggunakan metode ceramah; 3) dalam proses evaluasi guru menggunakan dua teknik evaluasi, yakni penilaian formatif dan penilaian sumatif; 4) kendala yang ditemukan selama proses pembelajaran meliputi tiga aspek, yakni dari aspek siswa, aspek guru, dan metode. Implikasi:Pembelajaran sejarah di SMA Al-Muayyad berperan membentuk identitas kebangsaan, identitas intelektual, dan identitas keislaman siswa atau santri. Sehingga lulusan yang dihasilkan pesantren Al-Muayyad dapat terus menjaga identitas pesantren dan mentransformasikan karakteristik Islam Ahlusunnah wal Jamaah kepada segenap lapisan masyarakat untuk menjaga NKRI dari ancaman disintegrasi bangsa.