;

Abstrak


Penentuan Status Mutu Air Sumur Dengan Metode Storet Di Wilayah Kampung Batik Laweyan


Oleh :
Budiyono - A130907004 - Sekolah Pascasarjana

Tujuan penelitian untuk; a) mendeskripsikan status mutu air sumur di wilayah kampung batik Laweyan dengan metode Storet, b) mengetahui perbedaan status mutu air antara kawasan sistem drainase permanen dengan sistem drainase semi permanen pada wilayah kampung batik Laweyan dengan metode Storet, c) mendeskripsikan pola pengembangan sistem peringatan dini terhadap status mutu air pada wilayah kampung batik Laweyan. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang bersifat observasional non hipotetik, yaitu menggambarkan dinamika keterkaitan antara variabel dengan dampaknya. Variabel dalam penelitian ini meliputi kondisi saluran drainase limbah batik dan status mutu air sumur. Sampel air sumur diambil dari kawasan Kampung Batik Laweyan yang memiliki sistem drainase permanen sebanyak 9 sumur dan kawasan dengan sistem drainase semi permanen sebanyak 9 sumur. Pengambilan sampel sumur dilakukan secara acak mengacu pada SNI 6989.58-2008. Parameter kualitas air sumur terdiri atas parameter fisik yang meliputi suhu, kekeruhan dan partikel terlarut (TDS). Parameter kimia meliputi pH kalsium, besi, mangan, logam berat (merkuri, seng, timbal dan kromium heksavalen). Parameter biologi berupa kandungan coliform. Konsetrasi logam dianalisis dengan metode Spektrometer Serapan Atom (SAA). Penentuan status mutu air sumur dilakukan dengan metode Storet. Kesimpulan : a) kualitas air sumur di wilayah kampung Batik Laweyan pada kawasan sistem drainase permanen, dengan metode Storet diperoleh skor -45 (tercemar berat). Kualitas air sumur di wilayah kampung batik Laweyan pada kawasan sistem drainase semi permanen, dengan metode Storet diperoleh skor -51 (tercemar berat), b) tidak terdapat perbedaan yang signifikan status mutu air sumur dengan metode Storet antara kawasan sistem drainase permanen dengan kawasan sistem drainase semi permanen, karena t = -0,346 p = 0,736, c) pola pengembangan sistem peringatan dini melibatkan masyarakat dan instansi pemerintah yang terkait. Masyarakat memantau parameter fisik dengan uji organoleptik dan penggunaan bioindikator berupa ikan, instansi pemerintah memantau parameter kimia, bakteriologis, radioaktif secara real-time dan terus menerus.