Abstrak


Dialektika Pelaku Seni Dalam Mempertahankan Eksistensi : Studi Kasus Kelompok Ketoprak Ngampung Balekambang Di Surakarta


Oleh :
Elvan Nur Widyantoro - D0309021 - Fak. ISIP

Penelitian ini bertujuan menggambarkan dialektika pelaku seni dalam mempertahankan eksistensi kesenian ketoprak di Surakarta melalui kelompok ketoprak Ngampung Balekambang. Teori yang digunakan penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial melalui momen dialektika yaitu eksternalisasi,objektivasi dan internalisasi. Penelitian menggunakan studi kasus. Data primer diperoleh dari 9 informan. Informan diambil berdasarkan pengetahuan mereka tentang latar kesenian ketoprak sebagai pelaku seni diantaranya Sutradara Ketoprak Konvensional (KKSMB), Managemen dari KNB, anggota seniman KNB meliputi sutradara, pemain lakon utama, koordinator dagelan, lakon peperangan dan pengiring musik. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, majalah Gong, jurnal yang terkait dengan tema peneliti. Teknik pengambilan sampel dengan Purposive Sampling bahwa sample ini, pemilihan informan didasarkan atas ciri-ciri atau sifat yang ada sangkut paut sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas data menggunakan trianggulasi sumber. Analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian atau temuan dilapangan menggambarkan dialektika pelaku seni dalam mempertahankan eksistensi kesenian ketoprak di Surakarta melalui tahapan tiga momen dialektis menurut Peter L. Berger diatas yakni eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Momen eksternalisasi ditandai lewat proses pencurahan diri manusia secara terus menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mentalnya dalam rangka penciptaan kebudayaan. Produk sosial dalam proses pencurahan diri oleh generasi (anak-anak muda) seniman ketoprak diantaranya Pertama Keinginan memperkenalkan kelompok Ketoprak Konvensional yaitu Kerabat Kerja Seniman Muda Balekambang (KKSMB) merupakan orang tua dari anggota ketoprak Ngampung (KNB). Kedua, Keinginan Regenerasi KKSMB. Ketiga keinginan memiliki tempat berkreasi sendiri dan Keempat keinginan memiliki gaya permainan sendiri. Momen objektivasi, ditunjukan bahwa aktivitas kesenian yang dilakukan generasi seniman ketoprak yang menghasilkan produk sosial tersebut menjadi pola kebiasaan yang dilegitimasi, kemudian Kelompok ketoprak Ngampung Balekambang (KNB) menjadi sebuah tatanan nilai yang dilembagakan (dilegitimasi) melalui sebuah proses sosial yang panjang. Lewat pertunjukan KNB menghasilkan produk tertentu baik dalam berbagai wujud budayanya menghasilkan realitas nilai-nilai sebagai berikut (1) menjadi sarana pelestarian budaya, (2) memberikan Alternatif hiburan masyarakat, (3) Sebagai sarana media pembangunan, (4) Sarana media pendidikan. Momen Internalisasi, seiring perkembangannya momen internalisasi ini ditandai adanya tranformasi didalam kesenian KNB. Perubahan zaman dan pola pikir yang dilatar belakangi berbagai hal muncul kemudian mentransformasikannya sesuai keadaan sosial yang ada. Melalui Strategi Kebudayaan memberikan perubahan yang besar dalam pertunjukan .Fleksibelitas dalam konteks pertunjukan kesenian juga ditunjukan dalam perubahan dan modifikasi baik secara visual (tampilan muka) maupun fungsional.