Abstrak


Prarancangan Pabrik Zeolit Dari Coal Ash Dan Natrium Hidroksida Kapasitas 60.000 Ton/Tahun


Oleh :
Abdul Kadir Muhamad Jamal - I0509001 - Fak. Teknik

Cadangan terukur batubara di Indonesia cukup melimpah yaitu 28 miliar ton dengan persebaran, 67% di Sumatera, 32% di Kalimantan dan sisanya tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi dan Irian Jaya. Penggunaan batubara di Indonesia meningkat setiap tahun. Pada tahun 2003, konsumsi batubara di Indonesia sebesar 36 juta ton, pada tahun 2012 konsumsi batubara di Indonesia naik sebesar 127,78% menjadi 82 juta ton. Peningkatan konsumsi batubara berakibat pada peningkatan jumlah abu batubara. Abu batubara harus diolah sesuai dengan aturan lingkungan hidup. Bagi perusahaan penghasil abu batubara yang tidak mampu mengolah abu batubara, perusahaan tersebut wajib menyerahkan abu batubara ke pihak ketiga yang ditunjuk pemerintah. Biaya pengolahan abu batubara sebesar Rp 350.000,00 per ton. Kandungan abu batubara antara lain SiO2 (40% - 65%) dan Al2O3 (25% - 40%). Melalui suatu teknologi proses tertentu, abu batubara dapat menghasilkan produk aditif pupuk yang dapat dimanfaatkan oleh industri pertanian. Aditif pupuk dari limbah batubara ini (zeolit) diproduksi dengan penambahan senyawa basa (NaOH) pada coal ash dengan suhu tinggi (+100oC) sehingga menghasilkan senyawa Na2O.Al2O3.2SiO2 (zeolit). Langkah ini merupakan salah satu bentuk pengolahan limbah B3 (coal ash) menjadi suatu komoditas bernilai jual sekaligus mengatasi masalah lingkungan. Harga zeolit berkisar antara Rp 1.960,00 – Rp 18.500,00 per kg. Setiap produksi 1 ton zeolit membutuhkan coal ash sebanyak 0,814 ton, NaOH 0,489 ton, listrik 28,890 kWh, bahan bakar 0,680 ton, dan tenaga kerja 4,3 orang jam. Biaya produksi zeolit Rp 2.629,36/kg dan harga jual produk Rp 3.200,00/kg. Jadi margin keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 570,64/kg. Rencana lokasi pendirian pabrik zeolit ini terletak di kota Bontang, Kalimantan Timur. Lokasi pendirian pabrik dipilih dengan pertimbangan ketersediaan bahan baku, utilitas, pemasaran produk, serta fasilitas pendukung lain. Berdasarkan analisis keekonomian, pabrik ini layak didirikan karena memenuhi syarat kelayakan secara ekonomi. Hasil analisis keekonomian yaitu, ROI = 38,69% (setelah pajak), BEP = 42,34%, dan Pay Out Time = 2,14 tahun (setelah pajak) dimulai dari pendirian pabrik.