Abstrak


Ratibu 'L-Haddad: Suntingan Teks, Analisis Struktur, Dan Resepsi Pembaca


Oleh :
Anisah Sholichah - C0209007 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah suntingan teks Ratibu „l-Haddad? (2) Bagaimanakah struktur teks Ratibu „l-Haddad? (3) Bagaimanakah resepsi pembaca terhadap teks Ratibu „l-Haddad? Tujuan Penelitian ini adalah (1) Menyediakan suntingan teks Ratibu „l-Haddad yang baik dan benar. (2) Mendeskripsikan struktur teks Ratibu „l-Haddad. (3) Memaparkan resepsi pembaca terhadap teks Ratibu „l-Haddad. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah naskah Ratibu „l-Haddad. Naskah ini tersimpan di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, di Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur. Metode penyuntingan yang digunakan adalah metode standar. Teknik pengumpulan data dengan teknik pustaka dan teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah tahap deskripsi, tahap analisis, dan tahap evaluasi. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, terdapat beberapa kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan, meliputi 37 lakuna, 8 adisi, 81 substitusi, dan 2 transposisi. Kedua, struktur teks Ratibu „l-Haddad memiliki struktur sastra kitab. Struktur penyajian teks terdiri dari pendahuluan, isi, dan penutup. Gaya penyajian teks menggunakan gaya interlinier (Kalimat atau ungkapan berbahasa Arab dikemukakan terlebih dahulu kemudian disertai dengan terjemahannya dalam bahasa Melayu). Pusat penyajian teks sebagian menggunakan metode sudut pandang orang pertama jamak dan sebagian menggunakan metode sudut pandang orang ketiga baik tunggal maupun jamak. Gaya bahasa teks terdiri dari 4 buah diksi, yaitu: (1) kosa kata Arab yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia sebanyak 53 buah dan kosa kata serta frasa Arab sebanyak 7 buah; (2) ungkapan dalam bahasa Arab sebanyak 10 buah; (3) sintaksis yang terdapat dalam teks adalah penggunaan konjungsi, jumlah keseluruhan konjungsi yang terdapat dalam teks Ratibu „l-Haddad ada 12 buah; (4) sarana retorika terdiri dari gaya penguraian, gaya penguatan, hiperbola, simile, dan penyimpulan. Ketiga, resepsi pembaca terhadap teks Ratibu „l-Haddad. Terdapat empat hal dari resepsi pembaca yang dapat di uraikan yaitu: (1) kedudukan teks Ratibu „l-Haddad di masyarakat, teks Ratibu „l-Haddad Arab-Melayu lebih otentik dan arketip sehingga teks ini mampu menambah kemantapan bagi masyarakat pelaksana; (2) perbedaan isi teks Ratibu „l-Haddad Arab-Melayu dengan teks Ratibu „l-Haddad edisi cetak, berupa variasi doa hadlarah dan sisipan tambahan doa pada doa akhir membaca ratib; (3) fungsi teks Ratibu „l-Haddad di masyarakat, seperti memantapkan masyarakat terkait motivasi dan semangat mengamalkan ratib ini, alat untuk membentengi akidah, serta sebagai sarana mengumpulkan masyarakat dalam mejelis kebaikan; (4) manfaat teks Ratibu „l-Haddad berdasarkan uraian pembaca adalah lebih pada ketenangan jiwa dan kedamaian hidup pelakunya dan masyarakat, dan (5) Waktu terbaik membaca Ratibu „l-Haddad menurut Abdullah bin Alawi Al-Haddad adalah pada malam Jumat dan setelah selesai salat isya. Terlepas dari itu, keempat orang pembaca pun menyimpulkan tidak ada batasan kapan waktu terbaik membaca Ratibu „l-Haddad, ratib ini baik dibaca kapan saja.