Abstrak


Hubungan Antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Dengan Motivasi Petani Dalam Budidaya Bawang Merah Di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul


Oleh :
Dewi Asadina Prasilia - H0809025 - Fak. Pertanian

Indikator menyangkut status dan prospek pengembangan komoditas bawang merah secara implisit tidak saja menunjukkan sisi positif tetapi juga kesenjangan akibat kendala yang harus dihadapi petani yaitu modal yang besar, ancaman gagal panen, dan kenyataan sumber pertumbuhan produksi bawang merah yang didominasi oleh pertumbuhan areal. Karakteristik sosial ekonomi menjadi salah satu faktor ketidakpercayaan petani yang berdampak pada motivasi petani dalam membudidayakan bawang merah. Penelitian terkait hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat motivasi petani budidaya bawang merah di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul diharapkan mampu menjadi acuan bagi petani dan pemerintah dalam menentukan kebijakan dan strategi pengembangan agar budidaya bawang merah lokal mengalami perbaikan dalam aspek daya saing terhadap produk impor, pendapatan, dan kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik sosial ekonomi petani, mengkaji tingkat motivasi petani, dan mengkaji hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan tingkat motivasi petani budidaya bawang merah di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode deskriptif. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan motivasi petani budidaya bawang merah adalah Uji Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil analisis tentang karakteristik sosial ekonomi menunjukkan bahwa karakteristik umur berada antara 36 - 50 tahun, pendidikan formal berada pada kisaran 10-12 tahun, pendidikan non formal berada pada kriteria tinggi , luas penguasaan lahan berada pada kisaran 0,1 - 0,49 ha, pendapatan berada pada kriteria rendah, pengalaman usahatani berkisar antara 10-20 tahun, kekosmopolitan berada pada kriteria tinggi, dan keaktifan keanggotaan petani berada pada kriteria rendah. Tingkat motivasi petani berada pada kriteria tinggi (median skor 3) yang berarti bahwa dengan membudidayakan bawang merah petani mampu termotivasi untuk mencapai kebutuhan keberadaan (existence), kebutuhan berhubungan (relatedness), dan kebutuhan pertumbuhan (growth). Hasil analisis dengan perhitungan Rank Spearman menunjukkan bahwa karakteristik sosial ekonomi yang memiliki hubungan signifikan dengan motivasi petani adalah pendidikan formal dengan koefisien korelasi sebesar 0,444 (cukup kuat), pendidikan non formal dengan koefisien korelasi sebesar 0,733 (kuat), pendapatan dengan koefisien korelasi sebesar 0,331 (cukup kuat), luas penguasaan lahan dengan koefisien korelasi sebesar 0,443 (cukup kuat), kekosmopolitan dengan koefisien korelasi sebesar 0,527 (kuat), dan keaktifan keanggotaan petani dengan koefisien korelasi sebesar 0,470 (kuat).