Abstrak


Pengaruh umur dan frekuensi pemutaran telur itik lokal terhadap mortalitas, daya tetas, kualitas tetas dan bobot tetas


Oleh :
Sayid Abdul Rahman - H0509059 - Fak. Pertanian

Penyediaan bibit day old duck (DOD) seragam dan kontinyu dalam jumlah besar dengan kualitas yang baik masih minimum terutama di negara Indonesia. Breeding modern untuk itik belum ada di Indonesia. Sedangkan untuk peternak penetasan kecil belum memperhatikan umur telur dan frekuensi pemutaran dalam pelaksanaan penetasannya. Gonzalez dan Redondo (2010) menyatakan bahwa umur telur akan memengaruhi penurunan mutu internal telur seiring dengan periode penyimpanannya. Pemutaran telur yaitu usaha dalam menjaga embrio agar tidak melekat pada salah satu sisi dinding kulit telur sehingga dapat menyebabkan kematian pada embrio atau kesulitan pada saat menetas (Endriyani, 2009). Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur telur dan frekuensi pemutaran telur tetas itik lokal terbaik terhadap mortalitas, daya tetas, kualitas tetas dan bobot tetas. Penelitian ini menggunakan 351 butir telur itik lokal dari Desa Ngarum, Kecamatan Ngarum, Kabupaten Sragen dengan rasio jantan betina 1:10 dan umur indukan ±56 minggu. Rerata bobot telur awal adalah 63,28±2,42 g/butir dan coefficient of variance (CV) 3,83%, penelitian dibagi ke dalam tiga kelompok perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali dan setiap ulangan terdiri dari 13 butir telur. Telur tetas di simpan dalam ruangan yang bersuhu 27±3 oC. Data dianalisis menggunakan analisis variansi Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3 x 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas terendah terdapat pada telur yang disimpan selama 3 hari (U1) sebesar 13,64%, dan daya tetas tertinggi terdapat pada telur yang disimpan selama 3 hari (U1) sebesar 86,36%. Daya tetas tertinggi diperoleh pada waktu penyimpanan selama 3 hari (U1) sebesar 86,36% dan kualitas tetas tertinggi diperoleh pada waktu penyimpanan selama 3 hari (U1) yaitu sebesar 73,50%. Frekuensi pemutaran telur yang paling efektif yaitu sebanyak 4 kali/hari dengan hasil bobot tetas tertinggi sebesar 42,12 g/ekor. Kualitas tetas tertinggi yaitu terdapat pada umur 3 hari (U1) sebesar 73,50% dan terdapat interaksi terbaik pada penyimpanan telur 3 hari dengan frekuensi pemutaran 4 kali/hari sebesar 82,05%. Kata kunci: Telur itik, umur telur, frekuensi pemutaran, mortalitas, daya tetas, kualitas tetas, bobot tetas.