Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1). Latar belakang kehidupan Hasan Al-Banna dalam bidang pendidikan, sosial, keagamaan dan politik 2). Hal-hal yang mempengarui pemikiran politik Hasan Al-Banna 3). Penerapan pemikiran politik Hasan Al-Banna dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin 4). Pengaruh pemikiran Hasan al-Banna terhadap Negara-negara Islam 5). Sikap Negara-negara barat / Inggris terhadap pergerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir Sejalan dengan tujuan penelitian tersebut, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode historis. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini, studi pustaka. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, teknik historis yaitu: analisa yang mengutamakan pada ketajaman dalam melakukan interpretasi fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1). Hasan Al-Banna dididik dan dibesarkan oleh keluarga yang mempunyai keyakinan Islam yang taat sehingga ajaran Islam pun melekat kuat dalam diri Hasan. ada beberapa faktor esensi yang mempengarui kepribadian Hasan Al-Banna. Faktor-faktor tersebut antara lain buku-buku perpustakaan ayahnya, pergaulannya dengan para Syaikh dan Ustadz serta lingkungan keluarga dan sekolah tempat Hasan berada. Hasan Al-Banna mempunyai prestasi yang gemilang di bidang akademik, ia juga mempunyai bakat leadership yang cemerlang. Hasan Al-Banna mempunyai kepeduian sosial dan rasa cinta tanah air yang tinggi. Saat Hasan Al-Banna remaja Mesir telah berada dalam kekuasaan Inggris, Hasan Al-Banna sering miris melihat perbudakan yang dilakukan Inggris terhadap bangsanya, Hasan juga turut aktif dalam usaha-usaha menentang penjajahan Inggris dan menuntut kemerdekaan Mesir. (2). Runtuhnya Khilafah Islamiyah pada tahun 1924 yang memberikan dampak terhadap Mesir, Penjajahan Inggris atas Bangsa Mesir, Kekuasaan raja yang absolut dan keberadaan partai-partai pada masa itu yang banyak terpengaruh oleh kekuasaan Inggris, merupakan hal-hal yang mempengaruhi pemikiran politik Hasan Al-Banna sehingga Hasan Al-Banna beserta enam orang temannya berinisiatif untuk mendirikan organisasi yang berjuang untuk mengembalikan Mesir dalam kondisi yang kondusif dan menyerukan persatuan Islam. (3). Hasan Al-Banna merupakan pemikir utama organisasi Ikhwanul Muslimin (Persaudaraan Muslim) maka kebijakan-kebijakannya banyak berpengaruh dalam organisasi Ikhwanul Muslimin. Kebijakan-kebijakan yang diterapkan Hasan Al-Banna dalam organisasi Ikhwanul Muslimin antara lain: a. Kebjakan internal Ikhwan, diataranya; pemikiran/ fikroh dakwah Ikhwan, kewajiban dan syarat-syarat anggota Ikhwan/ kaderisasi, struktur organisasi Ikhwan, dan rukun bai’at. b. Kebijakan Ikhwan yang terkait dengan kondisi dalam negeri Mesir antara lain: sikap terhadap UUD konvensional, konsepsi tentang nasionalisme, konsepsi tentang negara dan pemerintahan, sistem kekuasaan, kepartaian dan pemilihan umum serta beberapa kebijakan yang lain. c. Kebijakan Ikhwan yang terkait dengan luar negeri Mesir, antara lain: sikap terhadap pejajahan Inggris, sikap Ikhwan terhadap Zionisme, pembelaan terhadap negara-negara Islam yang terjajah, dan gagasan mengenai persatuan Arab.(4). Organisasi Ikhwan kemudian mengalami perkembangan diseluruh penjuru Mesir bahkan Ikhwan juga berkembang dibeberapa negara Arab misalnya di Palestina dengan tokoh Syaikh Ahmad Yasin yang selain dikenal sebagai tokoh Ikhwan juga dikenal sebagai pendiri gerakan HAMAS, di Sudan, Syiria, Suriah, Yordania, Al-Jazair, Tunisia, Afganistan dan beberapa negara yang lainnya. (5). Ikhwanul Muslimin bersama elemen-elemen Nasionalis kemudian melakukan gerakan-gerakan aktif untuk melakukan penentangan terhadap penjajahan Inggris atas Mesir baik itu melalui demo-demo mahasiswa, menyurati para tokoh masyarakat, pemerintah dan raja. bahkan sampai menirim utusan yang berbicara didalam Sidang Dewan Keamanan PBB. hal ini menimbulkan pertentangan yang tajam antara pemerintah dengan Ikhwan. pertentangan itu berlanjut dengan dibekukannya Ikhwan oleh pemerintahan Muhammad Fahmi Naqrasi dengan persetujuan Raja Farauq dan penyitaan seluruh harta kekayaanya serta penangkapan terhadap tokoh-tokohnya. rangkaian pertentangan ini berkelanjut dengan terbunuhnya Naqrasi pada bulan Desember 1948 dan Hasan Al-Banna terbunuh secara misterius pada tanggal 12 Februari 1949.