;

Abstrak


Pemaknaan perkawinan ( Studi Kasus Pada Perempuan Lajang Yang Bekerja Di Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri )


Oleh :
Lindha Pradhipti Oktarina - S251108006 - Sekolah Pascasarjana

Perkawinan merupakan salah satu budaya dan bagian dari siklus hidup manusia. Pada zaman dulu perkawinan dimaknai secara konvensional, artinya perempuan melakukan perkawinan karena dorongan budaya dan pandangan masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, mulai terjadi perubahan pola pikir dalam kehidupan manusia, khususnya perempuan. Perkawinan tidak lagi dipandang sebagai kewajiban secara kultural, tetapi perkawinan menjadi suatu pilihan yang bersifat personal dan rasional oleh perempuan. Perkawinan merupakan sesuatu yang sifatnya sakral dimana ada penyatuan dua sifat menjadi satu demi menciptakan keluarga damai, tenang,tenteram; penghalalan hubungan seks; penyatuan dua hati,siap menerima kekurangan dan kelebihan pasangan untuk menjalani susah dan senangnya kehidupan hingga ajal memisahkan. Perempuan lajang mulai mengekspresikan dirinya di dalam berbagai ruang publik, menuntaskan pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi untuk meraih apa yang diinginkannya. Perkawinan menjadi perkara yang penting namun sekarang ini perempuan lajang lebih terkonsentrasi untuk bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna perkawinan bagi perempuan lajang yang bekerja, kondisi sosial perempuan lajang terhadap pekerjaannya, dan persiapan yang dilakukan perempuan lajang dalam perkawinan. Teori yang digunakan untuk menganalisa masalah ini adalah Interpretative Understanding dari Weber. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus yang mengambil lokasi di Kecamatan Bulukerto. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara. Validitas data dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian dan analisa pembahasan menunjukkan bahwa perempuan sudah mulai bergerak menuju kemajuan dan peningkatan kesejahteraan dalam berbagai bidang, serta peningkatan kualitas pendidikan. Masuknya perempuan dalam ruang publik membuka wacana baru dalam pemikiran mereka. Hal ini membawa dampak pula pada pergeseran persepsi tentang makna perkawinan. Persepsi perempuan lajang terhadap pasangan hidup dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Perkawinan dimaknai sebagai hak kebebasan individu. Kondisi sosial perempuan lajang terhadap pekerjaannya terlihat dari kondisi mereka yang optimal bekerja, mampu meraih cita-cita, fokus terhadap pekerjaan, kesadaran yang tinggi terhadap pekerjaan dan peluang karir, peningkatan hasil kerja, adanya penghargaan terhadap prestasi kerja, dan disiplin dalam menjalankan pekerjaan. Sedangkan persiapan yang dilakukan perempuan lajang dalam perkawinan yaitu menetapkan kriteria pasangan hidup, waktu perkawinan yang ideal, kemapanan pekerjaan, kesiapan mental, kematangan emosi, kematangan psikologis, serta membuat perjanjian pra nikah. Kata Kunci: Perkawinan, Perempuan Lajang, Bekerja