;

Abstrak


Strategi komunikasi untuk pengembangan kawasan desa wisata (Studi Kasus Implementasi Strategi Komunikasi Pemerintah Kabupaten Sragen Untuk Membangun Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengembangan Kawasan Desa Wisata Pertanian Organik Betisrejo Sragen


Oleh :
Johny Adhi Aryawan - S220905003 - Sekolah Pascasarjana

Latar belakang dari dilakukannya penelitian ini adalah mulai diminatinya pariwisata pedesaan sebagai strategi alternatif untuk membangun kawasan pedesaan. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pun telah mencanangkan target terwujudnya 2000 desa wisata di seluruh Indonesia pada tahun 2014 nanti (www.budpar.go.id, 7 Nopember 2011). Ketertarikan tersebut dikarenakan pariwisata pedesaan diimplementasikan dengan mendorong kegiatan di luar sektor pertanian, sehingga diyakni mampu menciptakan diversifikasi kegiatan perekonomian di desa. Adapun bentuk implementasi pariwisata pedesaan tersebut, terbanyak adalah dalam format desa wisata. Atas dasar asumsi tersebut dan juga kisah sukses sejumlah desa wisata di tanah air membuat banyak pemerintah daerah di Indonesia tertarik untuk menerapkan program pariwisata pedesaan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen pada awal tahun 2012 mencanangkan Program Pengembangan Desa Wisata Pertanian Organik Betisrejo. Program tersebut mencakup Desa Jambeyan, Jetis, dan Sukorejo di Kecamatan Sambirejo. Kegiatan pengembangan desa wisata itu tentu melibatkan aktivitas komunikasi antara pemerintah dan warga desa. Pemerintah yang berada di sisi komunikator berkepentingan agar warga memiliki persepsi, dukungan, dan partisipasi positif terhadap program pengembangan desa wisata. Namun, respon komunikasi dari warga desa terhadap program yang dicanangkan turut dipengaruhi oleh bagaimana pemerintah mengkomunikasikan program tersebut dengan cara-cara yang tepat. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi komunikasi Pemkab Sragen serta persepsi dan partisipasi warga desa Jambeyan, Jetis, dan Sukorejo terhadap pengembangan Desa Wisata Pertanian Organik Betisrejo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi partisipatif (langsung) berperan penuh. Penulis terlibat aktif di dalam penelitian, baik sebagai peneliti maupun sebagai pegawai Pemerintah Kabupaten Sragen yang ditugaskan menjadi fasilitator program pengembangan desa wisata. Informan sebagai sumber data penelitian dipilih dengan menggunakan teknik cuplikan Purposive Sampling. Peneliti memilih informan tertentu yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahan secara mendalam sehingga dapat dipercaya, serta memilih aktivitas tertentu yang diyakini peneliti dapat menjadi sumber data yang mantap. Pemilihan sumber data dalam penelitian kualitatif, dilakukan bukan atas dasar keterwakilan populasi tapi lebih pada pertimbangan keterwakilan informasi (Sutopo, 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas komunikasi oleh komunikator terkait program pengembangan desa wisata berada dalam konteks komunikasi kelompok. Komunikasi dalam kelompok berjalan interaktif, dimana aktivitas komunikasi dilakukan dengan teknik tertentu. Teknik komunikasi yang dilakukan antara lain teknik berkomunikasi informatif, persuasif, dan instruksi. Namun, pada kondisi tertentu semua pesan dapat disampaikan dengan gabungan ketiga teknik itu sekaligus. Dapat digambarkan pula bahwa persepsi tentang program desa wisata berbeda-beda di antara warga, namun mereka memilih sikap menerima program. Sedangkan partisipasi dalam kegiatan pengembangan desa wisata masih terbatas pada kelompok masyarakat tertentu. Selain itu, sikap dukungan dan partisipasi kelompok terhadap program pengembangan desa wisata bukan semata-mata karena kegiatan komunikasi pemerintah. Pemerintah Kabupaten Sragen tidak secara khusus menyusun suatu strategi komunikasi untuk mendukung pencapaian tujuan program secara global. Strategi komunikasi yang dijalankan lebih bersifat intuitif menyesuaikan pada kebutuhan dan situasi di lapangan, bukan bertolak pada suatu perencanaan komunikasi yang terintegrasi ke dalam Program Pengembangan Desa Wisata Pertanian Organik. Kata Kunci: strategi komunikasi, desa wisata, pertanian organik.