Abstrak


“Syair Negeri Patani”: Suntingan Teks dan Analisis Semiotik


Oleh :
Suryaningrum - C0208050 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah suntingan teks SNP? (2) Bagaimanakah sejarah masuknya Islam di Patani melalui isi teks SNP? (3) Apabila dilihat dari sudut semiotik, simbol apa sajakah yang terdapat dalam SNP? Tujuan penelitian ini adalah menyediakan suntingan teks SNP yang mendekati aslinya, yaitu teks yang baik dan benar. Baik berarti teks mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan ke dalam huruf Latin. Benar berarti isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena jika terdapat kesalahan di dalam teks sudah diperbaiki berdasarkan kaidah-kaidah filologi. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui simbol apa sajakah yang terdapat dalam SNP. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah naskah Syair Negeri Patani dengan nomor inventarisasi MS 182. Metode penyuntingan yang digunakan adalah metode edisi standar. Metode edisi standar yaitu metode yang menyajikan suntingan teks dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan serta yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik. Teknik pengumpulan data dengan teknik pustaka. Teknik analisis data dengan metode penelitian filologi dan isi teks dianalisis dari segi semiotik. Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks SNP dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, suntingan teks SNP memperlihatkan kesalahan-kesalahan yakni terdapat 130 buah lakuna, tiga buah adisi, 16 buah substitusi, dan satu buah ditografi. Teks SNP selain mengandung kesalahan juga terdapat tiga buah catchword atau alihan kata. SNP apabila dilihat dari cara penulisannya merupakan karya sastra Melayu Klasik jenis nadhom. Nadhom dalam kamus bahasa Arab-Indonesia memiliki arti pantun atau syair. Nadhom terdiri dari dua baris, setiap baris mengandung dua akhiran yang sama. Biasanya, syair jenis ini pembacaannya dengan cara dilagukan. Apabila dilihat dari isinya, SNP dapat digolongkan ke dalam syair bertema sejarah. SNP berisi tentang sejarah masuknya Islam di Patani. SNP juga mengisahkan tentang pemberontakan Patani melawan Siam, hingga akhirnya negeri Patani mengalami kehancuran. Kedua, nama tokoh sebagai simbol, yakni (1) warna kuning dalam nama Baginda Kuning melambangkan kesucian. (2) Warna hijau dalam nama Baginda Hijau melambangkan kesuburan dan kemakmuran. (3) Warna biru dalam nama baginda Biru melambangkan keperkasaan di lautan. Nama tempat sebagai simbol, yakni (1) Patani, melambangkan meriam yang digambarkan sebagai kekuatan masyarakat Patani yang berulang kali diserang oleh masyarakat Siam. (2) Siam, melambangkan kerakusan.