Abstrak


Penggunaan bridging analogy pada pembelajaran fisika sekolah menengah


Oleh :
Maulana Kafa Intifada - K2308100 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pendekatan bridging analogy yang dapat mereduksi miskonsepsi siswa sekolah menengah pada konsep suhu dan kalor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi yang digunakan adalah SMK Bina Dhirgantara, Colomadu, Karanganyar. Sampel yang diambil adalah siswa kelas XI APB1, XI APB 2, dan XI APR. Jumlah sampel terdiri dari 77 siswa. Data penelitian tentang profil miskonsepsi berupa prosentase jawaban siswa pada konsep suhu dan kalor diperoleh dari soal diagnostik berupa perangkat tes identifikasi miskonsepsi berbentuk tes objektif dengan alasan yang sudah ditentukan, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Besar reduksi miskonsepsi dapat diketahui dengan mencari selisih prosentase miskonsepsi pada profil miskonsepsi sebelum dan setelah penerapan bridging analogy. Data yang didapatkan dari tes identifikasi miskonsepsi dilengkapi dengan tes wawancara yang dilakukan kepada perwakilan sampel setiap kelas sebesar 10% dari seluruh sampel yang diambil. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami miskonsepsi. Adapun prosentase miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa sebelum penerapan bridging analogy adalah sebagai berikut: 1) sub bab pengertian suhu dan kalor sebesar 37,52%; 2) pada sub bab sifat termal suatu bahan sebesar 41,13%; 3) sub bab perpindahan kalor 39,70%. Hasil wawancara sebelum penerapan bridging analogy menunjukkan bahwa siswa memiliki kecenderungan mengalami miskonsepsi. Sedangkan prosentase miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa setelah penerapan bridging analogy adalah sebagai berikut: 1) sub bab pengertian suhu dan kalor sebesar 30,01%; 2) pada sub bab sifat termal suatu bahan sebesar 39,83%; 3) sub bab perpindahan kalor 29,69%. Besarnya reduksi yang dihasilkan dari bridging analogy untuk masing-masing sub konsep adalah sebagai berikut: 1) pada sub bab pengertian suhu dan kalor sebesar 7,50%; 2) pada sub bab sifat termal suatu bahan sebesar 1,30%; 3) pada sub bab perpindahan kalor 10.02%. Wawancara yang dilakukan setelah penerapan bridging analogy menunjukkan bahwa siswa memahami konsep. Kecilnya angka prosentase reduksi miskonsepsi disebabkan oleh siswa memiliki miskonsepsi yang beragam dan masing-masing siswa memiliki prakonsepsi yang kuat. Kata kunci : bridging analogy, konsep suhu dan kalor, miskonsepsi