Abstrak


Penyutradaraan agung wijayanto dalam marsinah menggugat karya ratna sarumpaet


Oleh :
Hesti Parlinawati - C0209015 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana penyutradaraan Agung Wijayanto dalam visualisasi Marsinah Menggugat karya Ratna Sarumpaet? Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan memahami proses penyutradaraan Agung Wijayanto dalam visualisasi Marsinah Menggugat karya Ratna Sarumpaet. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Objek dari penelitian ini adalah seluruh proses kerja pementasan berupa transformasi naskah monolog Marsinah Menggugat karya Ratna Sarumpaet yang dilakukan oleh sutradara Agung Wijayanto menjadi suatu pementasan. Sumber data penelitian ini adalah Agung Wijayanto selaku sutradara dalam pementasan monolog Marsinah Menggugat, Fina Okfiana sebagai pemain, kerabat kerja yang meliputi Muhammad Muqorrobin (kru lighting), Isti Nugraheni (kru musik), Suryono (kru setting), Rahmatul (kru kostum dan make up), naskah lakon monolog Marsinah Menggugat, dan juga rekaman video pementasan Marsinah Menggugat karya Ratna Sarumpaet dalam acara seleksi fakultas untuk PEKSIMINAS (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) tingkat daerah pada bulan April tahun 2012 yang berlangsung di Student Center Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Data dalam penelitian ini adalah proses produksi dari awal sampai akhir berupa langkah kerja sutradara Agung Wijayanto, kata dan kalimat yang terdapat dalam naskah lakon, gerakan-gerakan dan visualisasi dalam pementasan monolog Marsinah Menggugat berupa foto, serta transkrip wawancara dengan sutradara, pemain, dan kerabat kerja pementasan. Teknik analisis data melalui enam tahap, yaitu pembacaan, penginventarisan, pengidentifikasian, penginterpretasian, pembuktian, dan peyimpulan. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa langkah kerja penyutradaraan Agung Wijayanto dalam pementasan Marsinah Menggugat, meliputi: (1) menentukan nada dasar, (2) memilih pemain atau pengkastingan, (3) penyusunan mise en scene, (4) tata teknis dan pentas, (5) menguatkan atau melemahkan scene, (6) menciptakan aspek-aspek laku, (7) mempengaruhi jiwa pemain, dan (8) koordinasi.