Abstrak
Analisis pemetaan dan strategi pengembangan agroindustri abon sapi di Kota Surakarta
Oleh :
Khoirunnisa’Anditia Putra Perdana - H0809069 - Fak. Pertanian
Sektor pertanian di Indonesia dapat ditindak lanjuti melalui sektor
agroindustri sebagai salah satu pendekatan pembangunan bagi negara Indonesia
yang berbasis agraris. Agroindustri adalah industri yang mengolah hasil pertanian
sebagai bahan baku atau produk akhir. Agroindustri mampu meningkatkan
pendapatan pelaku agroindustri mampu menyerap tenaga kerja, mampu
memperoleh devisa melalui peningkatan ekspor dan mampu memunculkan
industri baru. Beberapa keunggulan inilah maka agroindustri dapat digunakan
sebagai salah satu pendekatan pembangunan bagi negara berbasis agraris. Salah
satunya melalui pengembangan agroindustri pengolahan hasil ternak diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan protein masyarakat yang semakin meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta agroindustri abon sapi.
Mengetahui posisi agroindustri abon sapi, merumuskan strategi pengembangan,
serta mengidentifikasi peta rantai nilai agroindustri abon sapi di Kota Surakarta.
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Metode
penentuan lokasi Penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di 5
kecamatan di Kota Surakarta dan 6 agroindustri abon sapi. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan mewancarai responden, observasi, dan pecatatan. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE), Metode Borda, Matriks SWOT, dan analisis Value Chain
Map (Peta Rantai Nilai).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroindustri abon sapi terdapat di 3
kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Kota Surakarta, antara lain : Kecamatan
Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres. Melalui Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE), agroindustri abon sapi menempati posisi
pertama di Kecamatan Jebres, serta menempati peringkat keempat di Kecamatan
Serengan dan Kecamatan Pasar Kliwon. Melalui Metode Borda, agroindustri abon
sapi menempati peringkat kedua ditingkat Kota Surakarta. Strategi pengembangan
untuk agroindustri abon sapi antara lain memperluas area pemasaran dan
mendekatkan diri dengan konsumen, peningkatan mutu produk abon sapi,
optimalisasi peran Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Pertanian
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengusaha abon sapi,
meningkatkan akses permodalan bagi pengusaha abon sapi, menjalin kemitraan
dengan stakeholder abon sapi, pengembangan wilayah sentra abon sapi di Kota
Surakarta, meningkatkan adopsi teknologi pengolahan daging sapi, meningkatkan
kualitas pengusaha agroindustri abon sapi kegiatan pembinaan memaksimalkan
produksi daya saing abon sapi. Peta Rantai Nilai terdiri dari tiga pelaku yang
pertama yaitu pemasok sebagai pemasok daging sapi (peternak sapi). Peta Rantai
Nilai agroindustri abon sapi terdiri dari tiga pelaku yang pertama yaitu pemasok
sebagai pemasok daging sapi (peternak sapi), kemudian pengolah sebagai
produsen yang mengolah daging sapi menjadi abon sapi, serta pemasar sebagai
pedagang/agen abon sapi.