Abstrak


Model pemilihan moda kereta api eksekutif terhadap bus eksekutif pasca pengoperasian jalan tol trans Jawa dengan metode stated preference (studi kasus jurusan Solo-Jakarta)


Oleh :
Teo Cahya Asmara - I0108152 - Fak. Teknik

Mobilitas masyarakat Surakarta dengan tujuan Jakarta mengalami peningkatan. Moda yang dapat digunakan ada jurusan ini antara lain mobil pribadi, pesawat, kereta api, dan bus. Moda kereta api eksekutif dan bus eksekutif jurusan Solo Jakarta memiliki persaingan dalam mendapatkan calon penumpang. Peningkatan pelayanan kereta api dilihat dengan adanya pembangunan jalur ganda, sedangkan peningkatan pelayanan bus dilihat dengan adanya rencana pembangunan Jalan Tol Trans Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan model perilaku pemilihan moda kereta api eksekutif terhadap bus eksekutif yang melalui jalan tol Solo Jakarta. Atribut yang digunakan yaitu tarif, waktu perjalanan, variasi waktu berangkat, variasi jumlah moda, terlambat berangkat, terlambat sampai, dan kenyamanan. Data yang didapatkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner kepada penupang kereta api sedangkan data sekunder diperoleh dengan wawancara dengan PT KA dan beberapa perusahaan otobus. Pemodelan dilakukan berdasarkan respon penumpang dengan metode stated preference yaitu dengan menyediakan delapan skenario yang berbeda. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan model binomial logit. Model pemilihan moda yang didapat yaitu : Ubus-KA = - 2,597 – 0,00002 (Cbus-Cka) – 0,0058 x (Tbus-Tka) + 0,5169 x (Vbus-Vka) – 0,0139 x (Lbus-Lka) + 0,7057 x (Nbus-Nka). dengan C merupakan variabel tarif, T adalah variabel waktu, V adalah variasi moda bus, L adalah variabel keterlambatan sampai tujuan, dan N adalah variabel kenyamanan. Berdasarkan model yang didapat, variabel kenyamanan menjadi aspek terbesar dalam pemilihan moda. The mobility of citizens in Surakarta to Jakarta in increasing. The route can be passing throught by many kinds of modal, such as private car, plane, train and bus. Among others, the executive-class modal is strictly competing with the executive-class bus in terms of getting the passengers. The enhancement of train service could be seen through the double track establishment. While in bus, it could be seen through the contruction plans of Trans Java Toll Road. The aim of this study is to get the modal choice modeling of the traveler behavior in executive-class train toward executive-class bus which departs from Surakarta to Jakarta. There are some attributes to conduct this modal choice modeling research, such as fare, travel time, departure time variant, modal variant, departure delay, arrival delay and comfortable. The data can be devided into two kinds, primary and secondary. The primary data is obtained from the train passengers by means of questionnaire. Whereas, the secondary data is obtained by conducting the interview addressed to PT KA and serveral auto-bus companies. The modeling depends on the passengers` response based on stated preference method providing eight different scenarios. The modelling is conducted using binary logit. The model choice modelling is obtained as follows : Ubus-KA = - 2,597 – 0,00002 (Cbus-Cka) – 0,0058 x (Tbus-Tka) + 0,5169 x (Vbus-Vka) – 0,0139 x (Lbus-Lka) + 0,7057 x (Nbus-Nka). Where C represents fare, T represent time, V represents modal variant, L represents arrival delay and N represents comfortable. The result shows that the variable of comfortable is the most influencing aspect in terms of modal choice.