Abstrak


Obyek wisata budaya di kota Surakarta tahun 2010


Oleh :
Dyas Widayati - K5406002 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui persebaran dan pola persebaran obyek wisata budaya di Kota Surakarta. (2) Mengetahui tata letak obyek wisata budaya di Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif spasial dengan satuan analisis subkultural. Kota Surakarta dibagi menjadi 2 wilayah kultur yaitu wilayah Kasunanan dan Mangkunegaran. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi, observasi lapangan dan wawancara. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Hal ini dikarenakan pengambilan data dilakukan pada seluruh objek dalam penelitian, dengan populasi seluruh bangunan kuno dan kawasan bersejarah yang berpotensi sebagai obyek wisata budaya. Teknik analisis data yang digunakan adalah pemetaan, analisis tetangga terdekat, dan studi pustaka. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: (1) Obyek wisata budaya di Kota Surakarta berjumlah 16 obyek dan tersebar di 2 wilayah budaya, meliputi wilayah Kasunanan dan wilayah Mangkunegaran. Obyek wisata budaya di wilayah Kasunanan berjumlah 10 obyek, sementara obyek wisata di wilayah Mangkunegaran berjumlah 6 obyek wisata. Obyek wisata di wilayah Kasunanan membentuk pola persebaran mengelompok (cluster) dengan nilai T sebesar 0,22. Sedangkan obyek wisata di wilayah Mangkunegaran membentuk pola mendekati acak (random) dengan nilai T sebesar 0,7. (2) Tata letak obyek wisata dibedakan berdasar wilayah budaya masing-masing obyek. Berikut hasil yang diperoleh: (a) Tata kota Kasunanan menganut konsep macapat yang meletakkan Keraton Kasunanan atau pusat kekuasaan hampir selalu di sebelah selatan alun-alun utara. Sementara Masjid Agung di sebelah barat alun-alun utara. Bangunan yang dikhususkan untuk kepentingan kerabat keraton terletak di dalam Benteng Baluwarti. Sementara bangunan untuk keperluan umum terletak diluar benteng. (b) Tata letak obyek wisata peninggalan Mangkungeran hampir sama dengan Kasunanan, meski kedudukan Mangkunegaran labih rendah dari Kasunanan. Istana Mangkunegaran dan Masjid Al Wustho letaknya berdekatan. Sementara sarana umum dibangun agak jauh dari lokasi berdirinya istana agar dapat dimanfaatkan lebih mudah oleh masyarakat The objectives of this research are to know: (1) distribution and distribution pattern of heritage tourism in Surakarta, (2) disposition of heritage tourism in Surakarta. This research uses spatial descriptive method with subculture as the unit analysis. Surakarta contained become 2 culture region. There are region Kasunanan and region Mangkunegaran. Subculture analysis define as surface space and outlined with definite culture characteristic. This is population reaserch. It because the data was collecting done for all object in research, with ancient building and historic region which has potential as the population. Analysis of the data consist of mapping, nearest-neighbour analysis, and book study. The results of this research are: (1) There are 16 heritage tourism in Surakarta which distributed in 2 kingdom regions, consist of Kasunanan region and Mangkunegara region. There are 10 object in Kasunanan region and 6 object in Mangkunegara region. Distribution pattern of heritage tourism in Kasunanan region are created cluster pattern with T value 0,22. Meanwhile, distribution pattern of heritage tourism in Kasunanan region are created random pattern with T value 0,7. (2) Disposition of heritage tourism in Surakarta consist of 2 culture region. (a) Urban development of Kasunanan is follow macapat concept whom put keraton in the south of north alun-alun. Agung Mosque is in the west of north alun-alun. (b) Disposition of heritage tourism debris of Mangkunegaran almost same with Kasunanan, although his position lower than Kasunanan. Mangkunegaran and Al Wustho Mosque are near. Meanwhile, the location of public space is far from Mangkunegaran Palace. So, the activity in that place doesn’t disturb the sacred of palace and people can use it easily.