Abstrak
Perkembangan Kain Lurik Dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Mlese Tahun 1987-2010
Oleh :
Dian Nita Hapsari - K4409016 - Fak. KIP
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah mengenai: (1) Latar belakang munculnya kain lurik di desa Mlese; (2) Perkembangan kain lurik di desa Mlese tahun 1987-2010; (3) Proses produksi dan pemasaran kain lurik di desa Mlese; (4) Pengaruh keberadaan kain lurik dalam bidang sosial dan ekonomi masyarakat Mlese. Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan oleh penulis terutama adalah sumber dari sumber tertulis dan informan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Latar belakang munculnya kerajinan lurik di desa Mlese diakibatkan adanya keterpurukan dalam bidang produksi yang melanda Pedan sebagai pusat industri lurik yang banyak memperkerjakan buruh dari berbagai daerah, salah satunya dari wilayah Mlese pada tahun 1980-an. Karenanya masyarakat yang sudah memiliki ketrampilan menenun berusaha sendiri dengan membuat tenun meski hanya berupa serbet dan kain gendongan dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM); (2) Kain lurik yang diproduksi di Desa Mlese mulai mengalami perkembangan di tahun 2006 yaitu setelah terjadinya musibah gempa yang melanda wilayah Klaten, dengan adanya perhatian dari pemerintah dan keinginan warga untuk berkembang maka didirikanlah kelompok Tenun Sumber Rejeki Tex. Penenun bekerja secara kelompok dan memasarkan hasil tenunannya melalui kelompok. Tahun 2008 merupakan awal kebangkitan kembali industri lurik di Klaten, setelah dikeluarkanya Surat Edaran Bupati tentang pemakaian seragam lurik bagi PNS di wilayah Klaten,; (3) Proses pembuatan tenun lurik terdiri dari proses Pewarnaan Benang, Pemintalan (Penataan benang menjadi gulungan yang disebut kelos dan palet), Pengolahan Benang Lungsi, Pengolahan Benang Pakan, Penghanian atau Penyekiran (Penataan benang menjadi motif), Nyucuk (Memindahkan motif ke alat tenun), Penenunan dan Finishing. Proses distribusi dilakukan dengan memasarkan hasil produksinya melalui pameran-pameran produk kreatif, mengikuti lelang dan mendirikan galeri yang berada di desa Mlese; (4) Pengaruh keberadaan industri kerajinan lurik di desa Mlese secara sosial antara lain, pada sebagian masyarakat Mlese yang sebelumnya hanya buruh tenun di Pedan berubah menjadi penghasil tenun di desa sendiri, terbangunnya rasa kekeluargaan dan gotong royong, sedangkan dari segi ekonomi terciptanya lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Kata kunci : Tenun, Kebudayaan, Industri