Abstrak


Analisis Kualitas Udara Kota Semarang Dengan Metode Probit Bertingkat


Oleh :
B. Rosalina Enny Widi Kristanti - F0110024 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Pembangunan ekonomi di perkotaan ditandai dengan perkembangan di sektor industri dan diikuti oleh aktivitas transportasi yang padat. Peningkatan jumlah pabrik dan kendaraan bermotor menghasilkan gas buang di udara yang semakin meningkat. Asap sisa proses industrialisasi dan gas buang kendaraan bermotor (emisi) menjadi polusi sumber tidak bergerak dan sumber bergerak yang mengganggu kualitas udara di perkotaan dan berdampak buruk terhadap kesehatan. Penelitian ini menghitung kesediaan membayar masyarakat (WTP) terhadap kebijakan memperbaiki kualitas udara dengan tujuan mengetahui kesadaran masyarakat menjaga lingkungannya. Kesediaan membayar masyarakat ditunjukkan dengan seberapa besar masyarakat mau membayar kebijakan yang ditawarkan tiap setahun sekali. Kebijakan yang ditawarkan untuk polusi sumber tidak bergerak adalah penghijauan sedangkan untuk polusi sumber bergerak ada empat kebijakan. Empat kebijakan untuk polusi sumber tidak bergerak diranking dengan analisis AHP dengan urutan perbaikan infrastruktur, penghijauan, penggantian kendaraan bermesin tua, dan pengalihan jalur padat. Hasil menunjukkan bahwa tingkat WTP masyarakat masih rendah, yaitu 38% hanya bersedia membayar dibawah 40.000 rupiah setiap tahun baik kebijakan untuk polusi sumber bergerak maupun tidak bergerak. Faktor – faktor yang mempengaruhi WTP masyarakat adalah pendapatan dan biaya kesehatan paru - paru, mata, dah hidung. Faktor usia, tingkat pendidikan, dan jarak polusi terhadap responden tidak begitu berpengaruh. Kata kunci: kualitas udara, perkotaan, kesediaan membayar, probit bertingkat